Senin, 07 Desember 2015

IGer Mom ,OMG ...

Pagi itu, setelah memotret saya buru-buru mengerjakan urusan dapur. Beberapa jam kemudian  baru sadar, baju suami tertinggal di bawah pohon mangga yang berada di halaman depan. Masih lengkap dengan pulpen dan bunga yang terselip di saku. Loh kok? Ya, kemeja itulah yang tadi saya potret untuk entry ke sebuah akun upload di instagram dengan tema tertentu.

"Kelupaan" semacam itu juga dialami seorang teman. Pisau ,cabe,bawang tertinggal di teras setelah memotret masakan. Untunglah suaminya sabar dan pengertian. Bukan marah malah membantu membereskan.

Sementara itu ada musibah yang menimpa seorang teman,  hpnya terjatuh dan terbentur batu hingga layarnya retak saat memotret sepatu. Hemm...motret sepatu di bebatuan demi mendapatkan spot foto dan background yang eksotik malah hpnya jatuh...alhasil diapun galau tiada tara. Hp dengan layar retak tentu mengganggu pandangan dan pemotretan.
Ada lagi seorang teman  bercerita,suaminya mengatakan bahwa teman saya itu kelakuanya aneh-aneh sejak hobi memotret. Suatu ketika "papan jabuk"nya dibuang suaminya. Dikira, papan itu adalah papan bekas yang tidak terpakai padahal itu bak harta karun baginya.

Selain keanehan itu, ada sebuah keanehan lagi yang dialami para IGer. Rata-rata mereka mendadak menjadi tukang rongsok dan pengumpul barang. Bagaimana tidak, Instagram ternyata meningkatkan derajat barang-barang jadul dan kurang bagus (baca jelek). Malah ada akun, special  menampung foto-foto barang karatan, barang lama dan antik (vintage,klasik,retro), Seru banget kan?

Saya termasuk IGer yang punya kecenderungan menyukai barang-barang jadul,klasik. Warna-warna tanah dan kusam. Sebenarnya kesenangan itu bukan "mendadak dangdut"  sejak ada IG,bukan pula karena "reaktif " mengikuti sesuatu yang lagi trend atau sekedar meniru. Kesenangan atau kecenderungan itu saya alami sejak muda (cieh muda,emang sekarang sudah tua?) . Hampir semua baju dan barang-barang yang saya miliki  berwarna gelap dan warna-warna tanah. Sampai-sampai saya mendapat teguran dari kakak saya. Beliau sebal melihat saya. Masih muda kok suka warna tua. Saya juga suka barang-barang kerajinan dari rotan, bambu,kayu,gerabah,rempah-rempah. Kakak saya yang satu lagi sampai heran,karena baginya barang-barang semacam itu membuatnya sedih,teringat masa lalu,mada perjuangan hahaa. Duh..padahal bagi saya itu eksotis sekali.
Suatu saat saya melihat teman yang kuliah di fak seni rupa membuat asesoris dari rempah-rempah. Wuihhh,saya tertarik minta ampun. Sampai-sampai akhirnya saya terlibat dalam bisnisnya itu. Katanya sense of art saya ok ,cieh ga taulah,padahal saya ga ngerasa....mungkin dalam bidang itu saja ya. Nah sejak ada IG kesenangan saya itu seolah kembali mendapat tempat,ajang yang yahud. Rempah,bunga kering,daun kering, gerabah,rotan,bambu,ranting, barang-barabg jadul bisa mejeng semua ...

Ada lagi keanehan yang saya alami,sekarang tiap pergi suka celingak celinguk mencari peresmian atau pembukaan toko kantor atau usaha baru. Mengapa? karena,biasanya akan ada ucapan dalam bentuk  rangkaian bunga. Dari pada jadi sampah,apa salahnya saya angkat derajatnya hihii. Dan...lumayan kan,dapat bunga gratis. Sampai kering pun tak masalah, tetap akan menarik untuk properti photo,apalagi aliran poto saya "belekesek".Maksudnya aliran
penyuka warna tanah dan kekunoan (bukan kekinian). Walau bukan berarti saya tidak pernah memotret sesuatu berwarna ceria lho ya...hehee.

Oya ...ada satu keseruan lagi bersama teman-teman di Instagram, yaitu bila kita  "buka kartu" soal BTS (behind the scene). Dibalik foto cantik kadang BTS nya mengerikan. Seperti yang saya alami sendiri,punya spot foto outdoor yang ok,yang jaraknya dekat dengan kotak sampah di depan rumah. Bahkan, saya pernah meletakkan properti foto saya di atas kotak sampah itu, demi akan memotret backlight, upsss...hihi. Tenang,  kotak sampah itu tinggi kok. Semacam kotak sampah permanen di sudut rumah gitu deh.  Kata teman saya yang fotonya sering grid, BTS tak masalah jorok dan slebor dikit, yang penting hasilnya cantik hihi.

Yahh itulah sepenggal kisah tentang pengalaman kami sebagai IGer Mom. Seru,lucu dan unik.

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...