Senin, 08 Oktober 2018

Ruang Hati


Selamat datang di ruang hatiku
Semua mahluk Allah
tanah dan keindahannya
Bunga dan wanginya
Air dan ombaknya
Api dan panasnya
Udara dan kesegarannya
Binatang dan otaknya yang tak teraliri akal
Selamat datang manusia yang mencintai
Selamat datang manusia yang membenci
Selamat datang manusia yang berilmu
Selamat datang manusia yang penuh tipu
Selamat datang manusia yang bijaksana
Selamat datang manusia yang durjana
Selamat datang manusia yang berhati-hati
Selamat datang manusia yang mengkhianati
Selamat datang manusia yang penuh perhatian
Selamat datang manusia yang mengabaikan
Selamat datang semua di ruang hatiku
Namun izinkan aku memiliki sudut pandang, titik pandang, jarak  pandang, resolusi pandang dan batas pandang atas semua yang hadir di ruang hatiku
Agar aku merdeka,berdaulat atas diriku
Agar aku tak berhenti pada titik,tak berdiri miris pada garis,tak terjebak dalam kotak
Dan agar aku sanggup memaknai bahwa tak ada yang sia-sia atas segala ciptaanNya
Hasbunallah wani’mal wakil,ni’mal maula wani’man nashir
Laa haula walaa quwwata illa billah

*Sebuah puisi,ektraksi dari pelajaran hidup salah satu guru terbaik






Selasa, 26 Juni 2018

Action Speak Louder Than Words

"Kalian ini generasi muda, harus kreatif...lihat tuh si x begini,si y begitu..!" bla.bla...bla...


Saya berusaha menyimpan saja kata-kata itu. Lalu berusaha lagi, memilih melakukan sesuatu. Action speak louder than words.
Terus terang,liburan panjang begini,sebagai ortu saya harus memutar otak agar liburan benar-benar bermanfaat. Karena kami tidak selalu mengisinya dengan jalan-jalan atau piknik...

Yag dibutuhkan anak-anak adalah teladan,role model,contoh , bukan sekedar kata-kata.
Mengajak mereka tanpa memaksa tak mau atau belum mau juga tak mengapa. Tak ada yang hilang ,insyaAllah.

Niatkan,apa yang kita lakukan adalah bagian dari ibadah, mendidik anak. Berdo'a  agar apa yang kita lakukan tertransfer pada anak-anak kita.  Apa yang kita lakukan melesak ke dalam alam bawah sadar mereka. Berharaplah padaNya,suatu saat nanti akan berguna bagi mereka.
Allah Maha pendidik,kita kan hanya perantara. Selesai...

*simpleparenting

*Foto adalah hasil kreasi beberapa hari ini. Memanfatkan barang bekas:

💡Tempat kornet itu warnanya sudah bagus,tak perlu diwarna ,tiggal disatukan dengan isolasi bergambar

💡Toples kue lebaran dimanfatkanuntuk menyimpan peralatan jahit. Cuma ditumpuk aja. Tutup paling atas dihias dengan kain perca (bekas seragam sekolah nak2 dulu) dan bunga dari kain (yang ini bros yang saya ambil bunganya



)

💡Botol air mineral potong sesuai ukuran tissue roll ,hiasi dengan kain perca dan pita. Pitanya juga dapat dari hiasan pada kotak suvenir pengantin  kok.😜

Selamat beraksi,berkreasi,selamat mengolah otak kanan. Selamat menjadi role model ..


Senin, 11 Juni 2018

Tidak Tahu Kadang Membawa Kebaikan

Ini bukan soal ilmu agama.

Ceritanya....
Tadi saat bermotor melirik spion,uhh perasaan bekas cacar saya makin kentara,mugkin karena makin tua,pori-pori juga melebar. Ada sedikit perasaan gimaaa gitu (agak menyayangkan dan risih terus ingat,kalau harus perawatan ya mahal hahaaa...)  tapi segera beristighfar , rasanya kok ga penting banget saya punya perasaan seperti itu.

Mengapa ??

Bekas luka itu karena cacar air yang saya alami ketika saya hamil anak ke 3 dan saya masih punya bayi anak ke 2 🙈🙈.

Setelah sekian tahun berlalu,saya baru tahu, secara teori ,terkena cacar air ketika hamil cukup berbahaya bagi ibu dan janin. Betapa..dari bekas luka itu seharusya saya lebih banyak bersyukur bukan ngelantur *ehh

Saat itu,saya memang pergi ke dokter,tapi saya lupa memberitahu  bahwa selain saya punya bayi 7 bulan, saya juga sedang mulai mengandung  anak ke 3 😜😜.

Namun....Ahamdulillah saya sembuh,bayi tetap sehat dan bayi dalam kandungan saya baik-baik saja,lahir dengan cara normal dan tidak ada kelainan apa-apa.

Bayangkan jika saya mengerti bahayanya terkena cacar air saat hamil,entah berapa persen tentu stress. Dan hal itu memicu hormon stress yang bisa menurunkan daya tahan tubuh. Lalu....,tau sendirilah ya,betapa signifikan faktor stress terhadap kesehatan. Begitu juga kan, kata dokter Agus yang sangat lucu itu...

Kasus ke dua ,saya terkena DB ketika anak ke tiga saya berumur sekitar 1th.

Yang istimewa (istimewa ndablegnya 😜 ) saya tidak sadar (tidak ngeh)  kalau saya terkena DB 😂😂😜. Saya pikir demam biasa.  Diagnosanya malah gejala tipus. Tapi setelah minum obat beberapa hari,tidak ada perubahan. Saya balik lagi ke dokter ,barulah diberi pengantar untuk tes darah (lucunya pengantarnya saya suruh tes S******, ntar lah dikisah yang lain)

Siang itu juga saya tes darah ke RS terdekat. Ada bercak merah tp melebar di lipatan tangan saya. Suster cuma tanya,kenapa ini Bu? Saya jawab, tidak tahu mungkin  gatel ,ruam,iritasi karena tidak mandi beberapa hari.
Saya pun pulang, karena hasil tes darah masih besok  katanya.

Malam harinya,badan saya semakin tak karuan. Saya bilang ke suami bahwa saya mau opname malam itu juga,sudah ga kuat.
Suami langsung mengiyakan dan bersiap.  3 batita kami bawa serta ke RS 😜😜. Tidak ada asisten rumah tangga saat itu. Mau gimana lagi??

Masuk IGD, dokter tanya

"Ibu, tangannya kenapa ini?

"Ga tau dok,gatel mungkin " jawab saya santai sambil sesekali melihat anak saya dari balik kaca IGD. Merek dihandle salah satu teman.

"Gatel !! ,ibu DB ,ga boleh pulang,harus opname ,trombosit ibu cuma 11ribu !"

" Oh....gitu? ok dok,memang saya maunya opname !"

Kurang lebih begitulah dialog saya dengan dokter saat itu. Saya pikir-pikir, sama-sama gokil nih dokter dan pasien 😂 😜😜.
Hemm dan saat itu baru ingat...beberapa warga komplek terkena DB bergantian.

Suami langsung memilih kamar VIP. Ciee gaya... demi gengsi ya?
Bukan....percaya deh,bukan tipe kami suka gengsi-gengsian haha. Ada alasan lain ; demi tiga batita mendapat tempat istirahat yang nyaman dan orangtuanya juga nyaman 😂😜.
Lagi pula, saat itu kan bisa dapat ganti dari kantor (walau ternyata tidak dapat karena kendala teknis hihiii )

Kembali ke pokok pembahasan. Bayangkan kalau  saat itu saya  langsung  tahu kena DB, entah berapa persen pasti ada kaget lalu pikiran,cemas ..,gimana nih batita 3,gimana nih ga ada asisten yang bantu,duh..trombositku makin turun nih kayaknya bla bla bla macam-macam pikiran. Ujungnya, kikkk (dr Agus mode on ).😂😂

Begitulah yang saya maksud kadang-kadang tidak tahu itu membawa kebaikan.Tidak tahu dalam hal tertentu KADANG justru tidak memicu stress dan perasaan-perasaan negatif. Tetap netral,khusnudzon.

Namun sungguh,semua itu tak lepas dari skenario Allah....


Semoga bermanfaat...



Rabu, 06 Juni 2018

Siapa Kamu


"Siapa kamu? "

"Hamba ALLAH !"

Ketika pertanyaan itu sampai pada orang ke tujuh, jawabannya sama.

"Mantep-mantep ya jawabannya !" kata beliau sambil manggut-mangut dan tersenyum tipis tapi tidak sinis.

"Hamba ALLAH, kayak waktu sedekah,supaya tidak ketahuan, terus pakai nama Hamba ALLAH. Gitu ya?"

Aku mengulum tawa,bukan senyum. Merasa,sebentar lagi bakalan ada "jlebmomen". Namun aku menunggu,ya menunggu "jlebmomen" itu.

Benar saja...

"Kalian pikir, saat kalian mengaku Hamba ALLAH ,kalian merendah gitu? Bukan... itu meninggi !"

Eng ing eng,aku terkikih -kikih pelan. Senang, Adrenalin melonjak,entah bagi yang lain. Aku merasa ucapan beliau seperti pahitnya kopi,pare atau leuncak. Pait-pait segar tapi nikmat dan bermanfaat.
Buktinya, tanda tanya memenuhi kepalaku, rasa ingin tahuku membengkak.
Beliau menyeruput kopinya kemudian menyapukan pandangnnya pada kami.

Segan tapi tidak takut ,serius tapi santai, itu yang kurasakan setiap kali mencari ilmu dengan beliau.

"Kalian sudah mengerti siapa itu Hamba ALLAH ?"

Aku menunduk sambil mencorat-coret bukuku. Antara berpikir dan menertawakan diri. Antara takut ditanya dan ingin segera mendapat jawaban. 

Ah,segera mendapat jawaban? kemungkinannya sangat kecil. Beliau bukan orang yang suka menjejalkan ilmu. Mantik beliau tinggi. Beliau akan mengajak membuat alur berpikir yang bisa diterima oleh yang berotak encer maupun biasa saja seperti aku.

Jika saya akan memberikan beras untuk kalian ,tentunya kalian harus mempersiapkan karung,bukan botol air. Jangan terburu-buru,ikuti tahapannya.

Kamu bisa menjawab?" tanya beliau sambil mendekat ke mejaku.

Aku terpelengak,lamunanku buyar.

"Em...em...hamba Allah adalah..

Akhirnya aku menggeleng lemah "Tapi maaf guru,mengapa guru mengatakan bahwa mengaku hamba Allah adalah meninggi?" tanyaku

Beliau tertawa kecil "Ditanya malah balik bertanya." kata beliau sambil berjalan menuju mejanya.
Aku menarik nafas, sedikit deg-degan.

Beliau duduk di kursinya kemudian menyeruput kopinya lagi.

"Bagus,pintu masuk ilmu adalah pertanyaan dan itu pertanda kita berpikir,tapi akan saya jawab nanti !"

Aku membuang nafas lega kemudian mengangguk sambil tersenyum.

" Yang lain,ada yang bisa memberikan penjelasan, siapa hamba Allah ?" tanya beliau lagi.

Hening untuk beberapa saat. Akhirnya Guru menunjuk secara acak.

Aku mendengarkan dengan seksama jawaban mereka. Entah mengapa hati tak terpuaskan , aku merasakan semua jawaban itu bukan bahasa jiwa.

Aku mendesah, beristighfar dan mengomeli diriku sendiri mengapa aku merasakan seperti itu.
Guru tersenyum "Bagus, hafalan kalian bagus !" .

Aku tertegun ,hafalan??? Guru mengatakan hafalan??? Aku jadi berpikir,apakah maksud ucapan Guru seperti yang kupikirkan tadi? .

 "Sebenarnya saya ingin jawaban apa adanya ,kita di sini bukan sedang akan bicara teori,tapi mengevaluasi langkah kita " jelas Guru

. "jlebmomen" kualami lagi,daya gedor kalimat Guru dahsyat bagiku.Aku melirik sekitarku, ada yang nyengir,ada yang datar saja ,ada yang masih melongo,mungkin seperti aku setengah menit yang lalu.

"Ok...sebelum kita lanjutkan,saya akan menjawab pertanyaanmu tadi !"kata Guru sambil melihat ke arahku. Aku mengangguk pelan.

"Mengaku hamba Allah adalah meninggi karena memang kedudukan itu tinggi. " .

Aku menarik nafas kemudian membuangnya perlahan.Hati terpuaskan,singkat namun mengena. .

"Jadi,bagaimana? kau sudah bisa menjawab,siapa hamba Allah?" tanya Guru kepadaku.

Deg...,kupikir aku sudah lolos dari pertanyaan itu. Seketika aku menunduk.

"Angkat wajahmu Nak Fathih!" kata Guru.


Bersambung..


Jumat, 11 Mei 2018

Menulis Fiksi Bukan Sekedar Berfantasi

Fiksi Tak Sebatas Fantasi .

Bincang panjang dengan "para penjaga jiwa" ,para mentor,para coach kehidupan membuat saya perlu menulis ini...

Katanya menulis adalah salah satu terapi jiwa. Baik menulis fiksi maupun non fiksi.

Sebuah kisah fiksi,kadang terilhami dari sebuah kisah nyata, baik dari kisah yang dilakoni si penulis sendiri atau kisah orang lain yang menyentuh hati dan mengusik pikiran si penulis.
Itu sangat wajar,biasa dan syah saja

Penulis akan lebih menjiwai ketika menuliskan  pengalamannya, perjalanan hidupnya,perjalanan batinnya sendiri (ya iyalah ya 😜).
Biasanya, penulis tidak menuliskan persis seperti yang dialaminya. Ada sepenggal,dua penggal yang di-dramatisasi atau justru dikurangi bisa juga diperhalus. Namun mungkin ada  pula yang hampir dalam setiap alurnya di-dramatisasi. Sekali lagi,syah saja menurut saya. Namun berfiksi tidak sebatas berfantasi tanpa kontrol emosi.

Kisah yang diangkat dari pengalaman pribadi tentu saja melibatkan  beberapa tokoh di dalamnya. Menurut saya,ini point yang perlu diperhatikan oleh si penulis.Dalam artian,  penulis harus berhati-hati jangan sampai apa yang ditulis jatuh pada fitnah, ya FITNAH dan mungkin bisa berujung pada pembunuhan karakter.  Jika toh memang benar adanya, disinilah kecerdasan penulis teruji bagaimna bisa mengemasnya sebaik mungkin. Namun itu saja juga tidak cukup,di sini.juga kecerdasan emosi penulis teruji. Meredam gejolak emosi memang bukan perkara mudah.

Boleh jadi kisah yang kita tulis ketika ter-publish berlabel Fiksi, namun bukan fiksi bagi sebagian (beberapa orang) yang terlibat dalam kisah nyata yang kita "fiksikan"  itu. Bagaimana jika para tokoh protagonis maupun antagonis membacanya jika kita tidak pandai-pandai meraciknya dengan bijaksana?

Rabu, 02 Mei 2018

Sombong Tingkat Tinggi

Pada umumnya, pembahasan tentang kesombongan lebih fokus  pada hubungan antar manusia,seperti menghina/merendahkan sesama, berbangga diri di hadapan manusia lain karena  kekayaan,jabatan,keelokan fisik ,intelektualitas, keturunan bangsa tertentu,status sosial dll.

Pembahasan kesombongan yang semacam  itu nampaknya lebih cocok untuk usia kanak-kanak ya?! sudah lewatlah ya untuk kita yang sudah dewasa bahkan tua. Idealnya kita ini sudah "menep" (Jawa) atau mengendap,tenang,santai,kalem.

Tapi namanya manusia ya, tak ada ada salahnya sih membahas kesombongan yang semacam itu sebagai reminder.  Namun tak ada salahya juga (banyak baiknya deh kayaknya) pembahasan tentang  kesombongan kita naikkan levelnya. Terutama untuk kita yang sudah berusia senja.

Rasul Allah Muhammad SAW bersabda:

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

Sombong  ialah tidak menerima kebenaran dan menghina sesama manusia.

Dalam bahasa arab Al Qur'an, ada bermacam-macam kata terkait dengan kesombongan, tetapi dalam terjemahan Al Qur'an yang biasa kita baca, diartikan sama,yakni  sombong.  Berbahagilah hamba-hamba Allah yang mengerti bahasa arab Al Qur'an. Tentu beliau-beliau itu akan lebih mengerti dengan pas. Bisa dapet rasa bahasanya dan mengerti artinya lebih detail.

Mari kita lihat beberapa ayat yang  lebih fokus mengupas kesombongan tingkat tinggi, yakni kesombongan  pada Allah, Rabb ,Maha Raja seluruh alam ( mari sekalian kita cermati kata yang diartikan sombong/kesombongan/bersikap sombong/menyombongkan ) :

فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَّا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خٰسِئِينَ
"Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang. Kami katakan kepada mereka, Jadilah kamu kera yang hina."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 166)

Dari ayat itu teori Darwin terbantah ya, manusia bukan dari kera,tapi sebaliknya manusia bisa jadi kera karena sombong menolak kebenaran.

Allah SWT berfirman:

وَبَرَزُوا لِلَّهِ جَمِيعًا فَقَالَ الضُّعَفٰٓؤُا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوٓا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُّغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ شَىْءٍ  ۚ  قَالُوا لَوْ هَدٰىنَا اللَّهُ لَهَدَيْنٰكُمْ  ۖ  سَوَآءٌ عَلَيْنَآ أَجَزِعْنَآ أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِنْ مَّحِيصٍ
"Dan mereka semua (di Padang Mahsyar) berkumpul untuk menghadap ke hadirat Allah, lalu orang yang lemah berkata kepada orang yang sombong, Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan kami dari azab Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab, Sekiranya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh atau bersabar. Kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri."
(QS. Ibrahim 14: Ayat 21)

Pengikut apakah ini?

Allah SWT berfirman:

إِلٰهُكُمْ إِلٰهٌ وٰحِدٌ  ۚ  فَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْأَاخِرَةِ قُلُوبُهُمْ مُّنْكِرَةٌ وَهُمْ مُّسْتَكْبِرُونَ
"Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), dan mereka adalah orang yang sombong."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 22)

Allah SWT berfirman:

وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَآ أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا  ۚ  فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عٰقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ
"Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongannya, padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan."
(QS. An-Naml 27: Ayat 14)

Kerusakan apa nih? alam atau hal-hal-hal physicly?  Sepertinya bukan sekedar itu ya, tapi juga membuat kerusakan terhadap qolbu,pola pikir,jiwa dan akhirnya menyangkut penyimpangan Aqidah dan  akhlak.

Allah SWT berfirman:

وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ ۥ  فِى الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوٓا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ
"Dan dia (Fir'aun) dan bala tentaranya berlaku sombong di bumi tanpa alasan yang benar, dan mereka mengira bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 39)

Fir'aun, apa yang terpikir oleh kita? Raja atu penguasa atau pimpinan  pongah ,dzalim,kejam di  masa lalu? Benarkah hanya ada di masa lalu?

Allah SWT berfirman:

وَقٰرُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهٰمٰنَ  ۖ  وَلَقَدْ جَآءَهُمْ مُّوسٰى بِالْبَيِّنٰتِ فَاسْتَكْبَرُوا فِى الْأَرْضِ وَمَا كَانُوا سٰبِقِينَ
"dan (juga) Qarun, Fir'aun, dan Haman. Sungguh, telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa) keterangan-keterangan yang nyata. Tetapi mereka berlaku sombong di bumi, dan mereka orang-orang yang tidak luput (dari azab Allah)."
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 39)

Musa Rasul Allah ditolak juga atas apa yang didapatnya dari ALLAH yakni petunjuk, kebenaran.

Allah SWT berfirman:

الَّذِينَ يُجٰدِلُونَ فِىٓ ءَايٰتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطٰنٍ أَتٰىهُمْ  ۖ  كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ وَعِنْدَ الَّذِينَ ءَامَنُوا  ۚ  كَذٰلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلٰى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ
"(yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Sangat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci hati setiap orang yang sombong dan berlaku sewenang-wenang."
(QS. Ghafir 40: Ayat 35)

Memperdebatkan ayat dalam dalam rangka mau ngeles, tidak mau mengimani atau menolak kebenaran. Selain sombong juga disebut sewenang-wenang.

Allah SWT berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ  ۚ  إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina."
(QS. Ghafir 40: Ayat 60)


Allah SWT berfirman:

مِنْ فِرْعَوْنَ  ۚ  إِنَّهُ ۥ  كَانَ عَالِيًا مِّنَ الْمُسْرِفِينَ
"dari (siksaan) Fir'aun, sungguh, dia itu orang yang sombong, termasuk orang-orang yang melampaui batas."
(QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 31)


Allah SWT berfirman:

وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبٰتِكُمْ فِى حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِى الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ
"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (seraya dikatakan kepada mereka), Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik untuk kehidupan duniamu, dan kamu telah bersenang-senang (menikmati)nya; maka pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan, karena kamu sombong di bumi tanpa mengindahkan kebenaran, dan karena kamu berbuat durhaka (tidak taat kepada Allah)."
(QS. Al-Ahqaf 46: Ayat 20)

Sombong di bumi tanpa mengindahkan kebenaran, kata kunci.

Allah SWT  berfirman:

إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِى قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجٰهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ ۥ  عَلٰى رَسُولِهِۦ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوٰى وَكَانُوٓا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا  ۚ  وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
"Ketika orang-orang yang kafir menanamkan kesombongan dalam hati mereka (yaitu) kesombongan jahiliah, maka Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin, dan (Allah) mewajibkan kepada mereka tetap taat menjalankan kalimat takwa, dan mereka lebih berhak dengan itu dan patut memilikinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. Al-Fath 48: Ayat 26)

Ini hanya beberapa ayat tentang kesombongan tingkat tinggi sombong pada ALLAH,Rabb, Maha Raja, ayat yang lain silakan cari sendiri ya ,masih banyak.

Oh iya, siapa tahu ya bisa untuk persiapan menu Ramadhan nanti. Membaca Al Qur'an secara tematis,agar lebih berasa bahwa Al Qur'an adalah petunjuk hidup kita.

Saya teringat nasehat salah satu Ustadz yang saya sowani di pertengahan bulan Sya'ban tahun lalu,yang kurang lebih seperti ini :

Bagus bila kita mentarget khatam  beberapa kali dalam bulan Ramadhan. Tetapi juga diniatkan mencari petunjuk dari apa yang kita baca itu.

MasyaALLAH ...,semoga kita semua dimampukan,aamiin.





Selasa, 01 Mei 2018

Kalimat Motivasi Bukan Untuk Menghakimi

Kalimat Motivasi Bukan Untuk Menghakimi

Rangkaian indah kalimat motivasi tetaplah motivasi.
Bukan lantas menjadi norma, apalagi menjelma norma hukum untuk menghakimi.
Jangan lagi ada yang berteriak pedih dan sedih karena dihakimi kalimat motivasi.

Seperti apa contohnya ??  Seperti ini...

🌟 Apa yang diucapkan seseorang adalah cerminan hatinya 🌟
Itu hanyalah kalimat motivasi untuk berkata-kata yang baik. Kalimat itu bukan lantas syah kita jadikan bahan penilaian instant terhadap seseorang yang sedang kesal,khilaf atau bertumpuk-tumpuk masalahnya. Atau pada orang yang baru kita temui sesaat.

🌟Anak adalah cerminan orangtua🌟
Itu kalimat motivasi agar kita berusaha menjadi orang tua yang benar dan baik dalam mendidik .Bukan lantas ,saat sekilas melihat seorang anak yang prilakunya tidak baik kita langsung berpikir bahwa orangtuanya pasti tidak baik, pasti masa kecilnya juga begitu.
Padahal,banyak faktor yang mempengaruhi.
Coba renungkan kisah putra Nabi Nuh, ada juga salah satu putra Nabi Adam. Atau malah sebaliknya, Nabi Ibrahim. Jika kalimat motivasi di atas untuk menghukumi, hal itu tidak terjadi pada beliau para Nabi itu kan??

🌟Istri adalah cerminan suami 🌟
Itu hanyalah kalimat motivasi agar masing-masing berusaha saling memahami,  bersinergi dan solid dalam mengemban amanah dalam ikatan suci yang bernama pernikahan.
Mari tengok kisah Nabi Ayub dan Luth. Ada lagi Asiyah, istri fir'aun.Bagaimana?

🌟Kesuksesan materi ditentukan oleh pasangan🌟
Itu hanyalah kalimat motivasi untuk menyemangati agar giat bekerja untuk menafkahi keluarga.
Bukan untuk menilai  seseorang yang sedang mengalami kesulitan ekonomi/materi bahwa itu karena pasangnnya tidak "ngrejekeni" .
Mari kita baca kisah Khadijah istri Rasullullah. Setelah menikah,justru bisnisnya menurun drastis (hbis untuk apa cuba?)

Dan.. ,masih banyak lagi.
Motivasi biarlah menjadi motivasi diri, memotivasi sesama.  Kalimat motivasi tidak sedemikian kakunya, kita jangan sedemikian lucunya, kalimat motivasi untuk menghukumi.

Ada yang protes nggak?  Lha kok yang kau ambil sebagai contoh para Nabi dan orang-orang hebat yang tertulis dalam Al qur'an.
 Lho lho.. Lha siapa? Yang jelas sudah valid sumbernya kok, bukan fiksi hihi.






Sabtu, 14 April 2018

Dua Dunia


Kini ada dua dunia
Hasil olah pikir manusia
Dunia nyata dan dunia maya
Kadang...
Yang nyata seolah maya
Yang maya seolah nyata

Gema dunia nyata mampu menembus dunia maya
Secepat kedipan mata
Ada kalanya jarum yang lepas dari jari bak suara linggis yang lepas dari tangan ketika terkabarkan di dunia maya
Sebaliknya...
Dentuman keras pada kenyataan mampu redam dan senyap dalam maya

Dua dunia keduanya memesona
Dua dunia keduanya penuh tipu daya
Dua dunia keduanya penuh sandiwara

Namun kabarnya...
Dalam dua dunia itu
Ada sebagian kecil manusia
Apa yang disiratkannya di dunia maya hanya seruas jari dari langkah luasnya di dunia nyata
Ada langkah yang dilaluinya dengan berjingkat agar tak bersuara apalagi menggema di dua dunia

Menapaki jalan sepi
Dienggani ekor mata pun
langkahnya cepat namun tak terburu
Kadang berjalan dalam gelap pekat namun sarat amanat
Perolehan materi bukanlah orientasi
Kekayaan ruhani adalah impian

Ingin kuceritakan pesan Sang Guru
Nak,dua dunia tetaplah dunia
Kubur takabur
Jangan beri izin eloknya dua dunia menggoda mata, menjajah jiwa,  merancu qalbu

AR
Kemang Pratama April 2018



Minggu, 21 Januari 2018

Perahu Karet


Ibrahim mengamati sebuah mainan bagus dan mahal , ekspresi tertarik sangat jelas di wajahnya. 

“Baim, ayukkk!” ajak ibunya

Si Baim masih tak beranjak, sekarang dia menatap ibunya dengan wajah sangat berharap.

“Baim....ingat janji kita kan?” kata Bu Yasmin dengan lembut

“Iya Im, janji adalah hutang lhohh!” timpal si kakak saklek. 

Akhirnya Baim menjauh dari mainan itu dengan langkah lemas. 

Ada rasa iba di hati Bu Yasmin, tetapi sekuat tenaga dia berusaha menepis perasaan itu. Dia harus konsisten dalam mendidik anak, pikirnya. Mereka pun meninggalkan mall Kali Bata, dengan membawa belanjaan seperlunya. Belanjaan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan anak-anak yang tinggal beberapa hari lagi masuk sekolah.

**

Beberapa hari hujan mengguyur Jakarta. Kabarnya hujan bertubi-tubi itu karena ada badai angin dari arah utara Indonesia. Selain itu, kondisi tanah Jakarta sebenarnya memang tidak kokoh karena tekanan pasak bumi bangunan-bangunan tinggi, ketika kena terjangan air, tanah semakin lemah.
Hujan rintik-rintik seolah belum menemukan titik. Sudah sejak satu jam lalu Nugi duduk di tepi sungai sambil membawa payung.

“Pak, air sungai meninggi !” teriak Nugi pada Pak Maksum.

Pak Maksum bergegas menghampiri Pak RT yang sedang duduk di pos ronda,menyampaikan informasi dari Nugi.. Pak Rt pun bergegas menuju Masjid dan memberikan pengumuman melalui loudspeaker masjid. Mengimbau agar warga mulai bersiap karena ketinggian air sungai mulai naik.

Kerepotan mulai terlihat., mereka segera menyelamatkan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi sebelum air merambat naik. Dan benar saja, tak lama kemudian banjir pun menyapa rumah-rumah warga di kampung Cililitan Kecil.

Di salah satu rumah warga, dua bocah laki-laki membantu sang ayahnya, Tak lama kemudian  sebuah perahu karet sudah tersedia. Pak Fahmi dan dua putranya menaiki perahu karet dan membantu dua orang yang sudah berusia lanjut menyeberangi genangan air yang kian meninggi.
Beberapa warga terbengong melihat perahu karet itu, Dari teras masjid, Nugi mengacungkan dua jempolnya ke arah mereka sambil tertawa lebar,

 “Nug.. emang bantuan perahu karet dari pemerintah sudah datang? biasanya terlambat kan?” tanya  Oding dengan wajah penasaran. Nugi hanya diam.

 “Dari mana perahu karet itu?” desaknya 

“Makanya...duit jangan cuma buat seneng-seneng melulu bro !” jawabnya sambil terus bekerja membantu evakuasi barang-barang warga ke teras masjid.

“Gak nyambung Lu...kita ni lagi mikir, tu perahu dari mana?”

“Hehee.. Oke deh, dibahas nanti saja ..yukkk lanjut angkat-angkat barang itu !” ajak Nugi 

Entah berapa kali perahu karet itu bolak-balik mengangkut warga ke tempat pengungsian. Satu jam kemudian, bantuan perahu karet dari pemerintah baru datang . warga sudah mulai membuat posko banjir. Di tengah kesibukan, bergantian beberapa warga bertanya pada Pak Fahmi perihal perahu karet yang ditumpanginya tadi. Tetapi jawab beliau; yang penting sekarang membantu evakuasi lebih dahulu, soal dari mana perahu karet itu, bisa dibahas nanti.

Bu Yasmin tersenyum mendengar jawaban suaminya, hatinya berbunga, bahagia dan bersyukur. Kemudian dia bergegas memeriksa dapur umum.
Beberapa ibu mengeluh, anaknya kesulitan berangkat ke sekolah karena hujan dan banjir di mana-mana. Yang lain lagi mengeluh, seragam anak-anak mereka masih tertinggal di rumah, 

“Bu, jangan sedih, ini juga bentuk pendidikan buat anak, ini sekolah yang nyata. Saatnya memraktekkan pelajaran ilmu Agama,ilmu sosial ,budi pekerti dan lain-lain yang sudah mereka dapatkan di Sekolah “ jelas Bu Yasmin

“Emm...benar juga ya Bu!” kata Bu Eka sambil tersenyum puas 

“Bu, anak-anak perempauan suruh bantu kupas-kupasin bawang ini ya ! Anak laki-laki yang sekiranya badannya tidak ringkih dan cukup besar, biarkan saja mereka ikut membantu evakuasi, jangan lupa tetap perhatikan keamanan, menggunakan rompi pelampung.” jelas Bu Yasmin

“Kalau gitu, yang ringkih biar bantu bagi-bagikan snack dan membuat teh hangat aja deh !” usul Bu Selly. 

“Siip Bu, usul yang bagus!” kata Bu Yasmin sambil tersenyum dan mengacungkan jempol.

Posko banjir kian ramai , sumbangan dari berbagai penjuru berdatangan. Kerepotan di tengah-tengah kekapan udara dingin seolah menjadi mesin penghangat tersendiri bagi mereka,orang-orang yang sangat peduli dengan sesama.

**

Tiga hari sudah berlalu, air mulai surut dan hujan sudah mulai reda, listrik nyala. warga merasa lega. Mereka mulai menyambangi rumah masing-masing. Walau mereka faham benar yang akan mereka jumpai hanyalah sampah, lumpur, kecoa, lipan,cacing ditambah bau busuk dan anyir. 

Sedang semangat-semangatnya mereka membersihkan rumah, hujan deras kembali turun, Mereka tertegun dalam kebisuan, yang sebenarnya bisa berarti tangis kesedihan, ketakutan atau kekesalan. Dari loudspeaker Masjid terdengar suara Pak Rt mengajak warganya bersabar dan tetap berprasangka baik pada Allah. .Mereka bergegas kembali ke posko dan tempat pengungsian. Wajah sendu tergambar namun mereka berusaha tegar dan bersabar. 

Pak Fahmi terpekur dalam tafakur....
Pendidikan memang tidak selalu dikemas dalam sebuah kelas. Pendidikan terbentang di bumi dan di langit. Itulah pendidikan yang sejati. Dan semestinya, semua bermuara pada penunggalan Allah. Sungguh orang-orang yang beruntung adalah orang yang tetap menunggalkan-Nya. Dalam kesabaran selalu ada sikap tanggap, keuletan, ke aktifan dan ketangguhan. Bila tidak, sabar hanyalah sampai pada kulit luar, bukan sabar yang mengakar. Oleh karena itulah Allah memberi ujian agar hambanya mengerti makna sabar yang sebenar-benar sabar. Allah sebaik-baik pendidik.

Salah satu warga teringat satu hal, perahu karet. Dari mana perahu karet yang ditumpangi Pak Fahmi dan anak-anaknya sebelum bantuan dari pemerintah datang ? Dia mencoba membagi rasa penasarannya pada seoarang anak muda yang duduk disampingya, yang kebetulan si Oding, kawan Nugi. Mereka pun berbagi rasa penasaran dan akhirnya menular pada beberapa orang yang duduk di sekitarnya.
Pak Rt datang , kemudian berdiri di tengah-tengah warga. Beliau berniat mengajak dialog interaktif dengan warganya. Salah seorang warga menyeletuk

“Jangan disisipi kampanye ya Pak!” 

Tawa pun meledak. Pak Rt pun tergelak tetapi tetap berdiri tegak.

“Tenang saja, ada yang lebih realistis, lebih nyata yang perlu kita bahas bersama. Mari, ada usulan apa untuk mengantisipasi banjir yang sudah menjadi langganan ini?”

Tiba-tiba salah seorang bapak yang tadi merasa penasaran menunjukkan tangannya
.
“Sebelum usul, saya mau tanya dulu Pak!” 

“Ya silahkan !” 

“Kemarin, sebelum bantuan pemerintah datang, ada sebuah perahu karet yang ditumpangi Pak Fahmi dan anak-anaknya, perahu itu dari mana ya Pak? Apakah dari kas RT, kalau dari kas RT mengapa kami belum mendapat informasi ?”

Pak Rt mengangguk puas, pucuk dicinta ulam tiba,pikirnya. Dalam kesempatan itu, sebenarnya beliau hendak mengajak warganya untuk membeli perahu karet secara swadaya. Upaya Pak Fahmi dan keluarganya membeli perahu karet dari kantong sendiri cukup menyentaknya. Yang lebih mengharukan,perahu karet itu dibeli secara patungan dari uang tabungan Pak Fahmi , Bu Yasmin dan anak-anak mereka yang rela menahan diri tidak membeli mainan bagus dan cukup mahal yang sudah lama mereka inginkan . Dan... kekurangan berapa ratus ribu ditutup oleh si Nugi, pemuda pemilik counter Hp yang berada di mulut gang. Mereka saling menguatkan untuk mewujudkan cita-cita mereka, membeli perahu karet untuk menghadapi banjir yang kemungkinan besar akan datang dan datang lagi.

Selesai

Pekayon, 21 Januari 2014

Amadia Raseeda

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...