Minggu, 31 Juli 2016

Merek Oh Merek


"Beli roti yang ga ada merek?" tanyanya dengan logat Aceh sambil tertawa.
Itulah yang diucapkan lebih dulu oleh pedagang warung  kelontong  setiap saya datang ke warungnya. Saya pun tidak bisa menahan tawa.
Salah saya juga sih,karena awalnya saya pernah nanya;
"Mana roti yang ga ada merknya?"
Warung kelontong dekat pasar itu menyediakan berbagai camilan termasuk roti. Ada beberapa macam roti,tapi ada satu roti yang tidak ada merknya. Ternyata roti itu enak banget dibanding yang lain (yang ada mereknya). Ada yang rasa mochacino pula. Rasa blueberry,keju dan coklat pun enak. Memang benar ya,yang bermerk dan terkenal belum tentu enak dan berkualitas. Bukan roti itu saja yang saya perhatiakan loh. Teh,kopi,biscuit,somay,masakan padang. Termasuk produk jasa,buku-buku bahkan manusia  *ehhh 
Cieee..sok jadi pengamat. Maklum ya...background pendidikan saya kan dari pendidikan dunia usaha. *tapi ngaku kok,belum bisa disebut punya usaha yang sukses hihii.
Beberapa bulan kemudian, saya lihat pada kemasan roti itu sudah dipasang merek. Terbuat dari kertas yang di lekatkan pada salah satu tepi kemasan. Simple ,bagus,informatif.  Nah,saya jadi mengerti merek roti itu sekarang.  Jadi saya bisa menyebutnya. Tapi  pedagang itu  terlanjur suka ngerjain saya. Tetap saja mengatakan hal yang sama setiap kali saya ke warungnya.
"Beli roti yang ga ada merek?"
Beberapa waktu lalu saat belanja lagi ke warung itu,bisa-bisanya ya, saya tidak mengenali roti idola saya itu. Hemm..ternyata sudah ada perubahan lagi.  Kemasan roti itu disablon dengan merk warna merah menyala dan besar.
Alamakkk...norak,batin saya hihi. Dan...satu hal yang bikin rada kecewa, bau tinta merk itu tercium sampai ke rotinya. Haduhhh...merek oh merek.
Dah...gitu aja hee.

Jumat, 29 Juli 2016

Telur Retak dan Tahu Bau

Pertama kali melihat grobak itu mataku langsung berkilat. Dan...wow banget saat kulihat nasi bungkus,telur rebus,ubi rebus,pisang rebus,bakwan dan beberapa gorengan.
Harganya wajar saja. Aku sempat heran tapi kemudian
segera faham. "Pangsa pasar" bukankah penghuni perumahan itu.
Tukang ojek,tukang sayur, tukang sol sepatu,pemulung dan pedagang makanan yang keliling komplek adalah langganan Ibu itu. 
Mataku mulai mengamati dagangannya. Telur rebus,kulitnya  agak retak-retak. Hmm...tetap telur walau tampilannya kurang mulus pikirku. Yang mengherankan sayur tahu,harganya sebungkus Rp 2000. Aku membeli sebungkus dan beberapa jajanan pasar. Tak kuhiraukan tatapan heran Ibu penjual itu.
Sampai rumah,aku segera mencicipi sayur tahu itu. Omg berbau kurang sedap demikian juga tahu isinya.
Lain waktu aku datang lagi. Kami mengobrol panjang lebar ,tertawa tertiwi dan akhirnya kudengar ceritanya ..
"Telur yang retak-retak lebih murah  demikian juga tahu yang nggak baru Bu. Jadi saya tetap bisa jual dengan harga biasa. Hehee..kami sudah biasa Bu,dengan makanan seperti itu !"
Aku tertegun dan mencoba tersenyum sambil menelan ludah,pahit. Walau ingin menjerit,tapi aku pamit dengan hati clekit-clekit.

Rabu, 27 Juli 2016

Dzikir

"Ingatlah,hanya dengan dzikir (mengingat Allah) hati menjadi tenang" [QS.13 :28]

Dzikir

Dzikir dalam pengertian umum dimaknai mengingat Allah dengan melafazkan atau membaca suatu kalimat tertentu (tasbih,takbir,tahmid,tahlil dsb).Dan dalam ritual pelaksanaannya,biasanya dengan  duduk sembari komat-kamit membaca kalimat-kalimat tersebut. Ada juga yang cukup membaca dalam hati yang penting hati dan pikiran tetap mengingat Allah.
Bagaimana kinerja dzikir yang demikian ini bisa membuat hati tenteram,tenang? Dan bisa mengantarkan kita pada syurga?

Fenomena Dzikir

Marilah kita melihat fenomena di sekitar kita,dengan mencermati satu fragmen kecil sebagai contoh umum supaya kita bisa mendapatkan gambaran nyata dari kinerja dzikir.
Si A seorang pegawai profesional di Ibu Kota. Hampir tiap hari dia berangkat pagi dan pulang petang. Malah kadang lembur. Sampai di rumah pun kadang melanjutkan menyelesaikan pekerjaan kantornya. Dan sesekali harus bangun dini hari lagi-lagi menyelesaikan pekerjaan kantornya karena dikejar dateline.
Marilah kita melihat aspek waktu yang dihabiskan si A,terutama dalam menjalankan kegiatan "lembur"nya.
Mengapa lembur? Mengapa melanjutkan pekerjaan kantor di luar jam kerja?

Karena si A adalah pegawai yang profesional,berdedikasi,loyal,bertanggungjawab,sehingga urusan dan permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan ya musti diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
-jadi si A sadar betul akan tanggung jawabnya,tugasnya maka dia bersungguh-sungguh menyelesaikan urusan dan permasalahan pekerjaannya.
-jadi si A sadar betul akan sanksi,  akibat dan dampak yang terjadi apabila dia teledor atau pekerjaan tidak selesai dengan baik. Yakni omelan Boss,potong gaji dan kemungkinan terburuk di PHK.
-jadi si A yakin akan mendapat imbalan setimpal berupa uang tambahan,uang lembur,bonus kesuksesan,fee,komisi,penghargaan dll.Manakala tugas extra tersebut bisa dikerjakan dan diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
-jadi si A sadar akan keberdaan dirinya ,maka akan tetap mempertahankan (dan meningkatkan ) reputasi dirinya yang qualified,responsible,profesional,countable dsb.
Si A bekerja keras,bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaannya mulai dari mengumpulkan data,mensistemasi,menganalasi,mengevaluasi,membuat beberapa agenda dan rencana perbaikan,kemudian menjalankan agenda-agendanya,mengkoordinasikan personil dst. Gambaran ini menunjukkan suatu refleksi ,ekspresi dan bukti bahwa si A ,sadar dan ingat terhadap:

-Tugas dan tanggung jawabnya
-Sanksi dan dampak,jika lalai terhadap tugasnya (tidak tuntas dengan baik)
-Imbalan setimpal (menggiurkan)
-Eksistensi dirinya

Singkatnya, Si A sebenarnya dengan segala usahanya,kerjanya,etosnya, adalah suatu refleksi,ekspresi dan bukti "ingat" kepada:

-Boss,si pemberi tugas dan amanah
-Boss si pemberi omelan dan amarah dan mungkin sanksi kerugian (potong gaji,atau PHK) jika tugas tidak selesai dengan semestinya.
-Imbalan yang biasanya uang atau fasilitas dan promosi kenaikan jabatan atau segala macam pemenuhan keinginan yang bisa didapat dari uang tersebut. Atau mbalan non material misalnya pujian ,kepuasan dsb.
-Eksistensi dirinya di kacamata Boss-nya.

Dari prilaku, kegiatan  si A tersebut bisa dikatakan bahwa si A ber-dzikir, tetapi ingat kepada Boss-nya di kantor. Bukan dzikrullah.
Lalu bagaimana kinerja (syari'at) dzikrullah itu?

Dzikrullah

Singkatnya ...yaa mengingat Allah. Masalahnya,apa sih yang diingat dari Allah?
Apakah semacam ini : "Wow...memang Allah itu Maha Besar, Maha Suci,Maha Kuasa,Maha Adil !" dsb. Setelah itu melakukan kegiatan yang lain sebagaimana biasa yang tidak ada ketersambungannya dengan "Wow" yang kita ucap tadi bahkan malah bertentangan ?
Jika dzikir yang kayak begitu,kata guru saya itu dzikir dalam area kepala saja.
Dzikir adalah beraktifitas (melakukan kegiatan) yang merujuk kepada (dan karena) Allah.

"Hai orang-orang yang beriman,apabila diseru untuk
menunaikan ibadah pada hari Jum'at,maka bersegeralah kamu pada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli [QS. 62: ayat 09]

Ketika dzikir,apa yang kita ingat tentang Allah yang membuat kita melakukan suatu kegiatan atau aktifitas tertentu?
Setidaknya ada beberapa hal,antara lain:

1 Tujuan hidup kita.Kita manusia diciptakan oleh Allah dengan suatu tujuan yang sangat jelas,yakni untuk beribadah (mengabdi) kepala Allah atau menjadi hambaNya [QS. 51 ayat 56]

2. Tugas kita. Allah telah memberi tugas kepada manusia yakni mengemban amanahNya. Amanah Risalah (Islam) yang harus kita emban,kita tunaiakan,kita praktekkan dan berlakukan dalam hidup kita [QS 33: 72].

3. Fungsi dan peran kita. Allah telah mengangkat kita sebagai khalifah di bumi. Yakni menjadi pengelola,pengatur bumi dan isinya sesuai kaidah dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah [QS 02 ayat 30].

4. Al Qur'an. Allah sudah menurunkan kitab (seperangkat aturan,ketentuan,panduan dsb) untuk manusia supaya digunakan sebagaimana fungsi (kegunaannya).

Maka salah satu kinerja dzikir adalah dengan mengawali  dari mengevaluasi segala kegiatan dan aktifitas kita semenjak bagun tidur hingga menjelang tidur.

-apakah segala aktifitas dan kegiatan kita ;kerja,belajar,mendidik anak,menjaga keharmonisan keluarga,dan kegiatan sosial yang lain sudah bernilai "pengabdian" kepada Allah? (Apa syarat suatu kegiatan hingga bisa termasuk sebagai "bernilai pengabdian" (ibadah) ?
-berapa persen aktifitas kita yang merupakan pelaksanaan dari agenda atau program "menjalankan tugas (amanah)" dari Allah?
-apakakah segala kegiatan atau aktifitas kita adalah bagian dari menjalankan "fungsi" dan "peran" kita manusia sebagaimana yang digariskan oleh Allah?
Atau justru kita sibuk dengan kegiatan menjalankan suatu fungsi peran yang ditentukan dari selain Allah?
-berapa persen dari segala aktifitas dalam hidup kita yang sudah memakai dan menggunakan ketentuan dan aturan dari Allah? (Al Qur'an)?

"Hai orang-orang yang beriman,janganlah harta-harta dan anak-anak kalian menjadikan kalian lalai dari mengingat Allah.Barangsiapa yang berbuat demikian mereka itulah orang-orang yang rugi  [QS. 63ayat 09]

Semoga Kita bisa meningkatkan pemahaman tentang arti dan maksud dari mengingat Allah (dzikrullah). Mari menganalasi diri dan menganalisa segala kegiatan kita,mengevaluasi dengan membuat rencana-agenda-jadwal yang jelas.Lalu melaksanakannya dengan langkah nyata,saling menguatkan,saling mengingatkan untuk mencapai dan mengharap ridho Allah semata.

"Dan sesungguhnya mengingat Allah (dzikirullah) adalah lebih besar (keutamaanya dari ibadah yang lain). Dan Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan [QS. 29 ayat 45]

Wallahua'lam bi showab

LOYAL (bag.2)

Pak Tatang mulai bercerita.

Beliau mempunyai seorang sahabat sejak masa kanak-kanak bernama Masyhuri. Mereka berpisah kota saat masing-masing menikah. Namun silaturahim masih dibangun dengan baik.  Pak Masyhuri mempunyai sebuah usaha peternakan kambing di daerah pedalaman Sumedang. Di daerah semacam itu ,sangat rawan jika hanya mengandalkan tenaga manusia untuk menjaga peternakan. Maka Pak Masyhuri menggunakan tenaga binatang yang bisa diandalkan  yakni anjing.


Pada suatu malam ada kawanan perampok menyatroni peternakan itu. Anjing-anjing penjaga peternakan itu langsung sigap ,menggonggong keras sambil sesekali berlari ke sana ke mari. Ratusan kambing pun mengembik. Suasana benar-benar menjadi gaduh.

Ada dua orang perampok yang mengambil kesempatan ditengah kegaduhan itu. Mereka nekat menyelinap dari sisi belakang peternakan itu. Salah satu membawa senapan, yang satu lagi bersenjata tajam. Mereka menuju sebuah pondok dari kayu dan bambu yang biasanya dihuni beberapa pegawai. Mereka bermaksud menangkap pegawai itu. Kemudian mereka akan menyuruh pegawai itu agar mengendalikan anjing-anjing penjaga. Mereka berpikir, biasanya anjing sangat patuh pada majikannya.
Namun saat mereka menaiki tangga pondok itu , ada salah satu anjing yang melihat mereka. Loyal demikian nama anjing itu. Si Loyal langsung mengejar mereka.


" Gukkk ..grrrrrrrhh !" 


Ketika Loyal hendak menerkam salah satu perampok itu.


" Darrrr !"

Perampok satu lagi nekat menembakkan senjata hingga mengenai salah satu kaki depan anjing pemberani itu. Loyal terjatuh ,perampok itu berusaha lari. Namun dua perampok itu saling bersenggolan pundak dan jatuh  terjerembab. Salah satu dari perampok itu wajahnya beradu dengan tanah yang agak berlumpur. Nafas mereka tersengal-sengal dan kesulitan untuk bangun. Sementara itu Loyal masih terkapar. Kakinya terluka dan berdarah. Namun beberapa saat kemudian Loyal berusah berdiri. Spontan perampok  yang hampir diterkam Loyal tadi melemparkan pisau ke arah Loya dengan tangan gemetar. Naas..pisau menyerempet wajah Loyal. Anjing itu mengerang kesakitan, kini wajah Loya pun terluka dan berdarah. Ketika perampok itu akan mengeluarkan sebilah pisau lagi...


" Hentikan !! jangan siksa anjing itu!! Dzalim kalian !!" 


Terdengar teriakan lantang dan berwibawa dari dalam pondok itu.

Dua perampok itu sangat terkejut. Tubuh mereka kian gemetar dan tiba-tiba seperti kehilangan tenaga untuk melarikan diri.


" Kreeekk....!" pintu kayu pondok itu terbuka


Pak Masyhuri keluar,disusul dua orang pegawainya yang langsung merawat Loyal dengan obat-obatan seadanya kemudian segera membawa Loyal ke dokter hewan di kota.

Dua perampok itu lemas tak berdaya. Mereka tertunduk takut saat pria itu memandang mereka.


" Apa yang kalian inginkan?" tanya Pak Masyhuri dengan tegas.


Kemudian Pak Masyhuri hanya memandang mereka,sambil bibirnya bergerak-gerak melafadzkan dzikir. Senantiasa memohon agar bisa mengendalikan diri.


Dua perampok itu hanya membisu.Jantungnya masih berdetak kencang.  Keduanya  bersujud di kaki Pak Masyhuri sambil memohon maaf .


" Sudah..sudah,tidak perlu seperti ini. Bangun...istighfar. Minta ampunlah pada Allah !"


Saat terjadi perampokan itu,Pak Masyhuri sedang terpekur memohon pertolonganNya, agar bisa membantu warga sekitar meninggalkan kemaksiatan yang seolah sudah menjadi hal biasa.
Dan saat itu pula ujian hadir dihadapan Pak Masyhuri.
Pak Masyhuri menyuruh mereka membersihkan badan dan berwudhu. Mereka menurut.


**


Loyal bertahan  hidup walau salah satu kakinya harus diamputasi karena mengalami infeksi parah. Luka di wajahnya juga mengalami infeksi serius.


Walhasil,Loyal di bebastugaskan sementara sebagai anjing penjaga di peternakan itu. Loyal dirawat di rumah Pak Masyhuri. Pertimbangannya agar mendapat perawatan intensif karena lebih dekat perkotaan. Belum ada dokter hewan yang dekat dengan peternakan itu.


Namun sayang,keputusan itu mendapat protes keras dari sebagian warga. Pak Masyhuri menjelaskan,bahwa tujuannya adalah merawat Loyal hingga sembuh. Setelah itu Loyal akan dipelihara di peternakan lagi.  Namun penjelasan itu tetap tidak bisa diterima sebagian warga.

Menurut mereka,Pak Masyhuri sebagai salah satu sesepuh di kampung tidak bisa menjadi panutan. Pernyataan itu tidak  meresahkan hati Pak Masyhuri. Namun ketika mendengar slentingan  bahwa beberapa warga hendak menangkap dan membuang anjing itu, Pak Masyhuri sangat sedih.  Hal itu diceritakannya pada Pak Tatang.


Dengan suka rela Pak Tatang menawarkan diri merawat anjing itu. Dengan pertimbangan,di kota kondisi masyarakatnya berbeda. Kepedulian yang kurang antar sesama menguntungkan untuk proses penyembuhan Loyal. Setelah Loyal sembuh Pak Tatang akan mengembalikan lagi ke peternakan Pak Masyhuri.


" Ternyata di kota yang kental dengan individualis ini masih ada seorang bocah yang sangat peduli !" kata Pak Tatang sambil tersenyum dan mengelus kepalaku. Aku balas tersenyum.

Kami terdiam. Angin sore bertiup dengan lembut. Sejuk.


" Bukankah kisah dalam hadist tentang seorang pezina yang memberi minum anjing  dan diampuni dosanya sebuah isyarat bahwa kita harus berbelas kasihan pada binatang dan tidak boleh sekedar membenci apalagi sekedar menghina perbuatan maksiat manusia? " kata Pak Tatang memecah keheningan


" Kadang manusia lebih mengerikan dari pada mahluk Allah yang dipandang buas, menjijikkan, najis dan haram. Belajarlah agama dengan sungguh-sungguh Nak !" pungkas Pak Tatang dalam obrolan sore itu.


**


Kisah persahabatan yang luar biasa.Hikmah kisah itu begitu menghujam dalam jiwaku hingga saat ini. Ya saat ini...saat aku Alif, sudah menjadi seorang dokter hewan di daerah pedalaman Indonesia bagian Timur.  


Selesai

Jumat, 22 Juli 2016

LOYAL (bagian 1)

    Di balik pintu besi bercat putih dan merah anjing bersuara "bariton" itu diamankan. Saat aku  menyapu halaman,dia pasti menggonggong. Bahkan aku mendengar suara "grrrr" diakhir gonggongannya. Seram, tapi membuatku penasaran. Apakah segagah suaranya? Aku belum pernah melihat seperti apa wujudnya. Memang baru seminggu aku pindah ke lingkungan baru nan hijau itu. Jadi kami belum saling kenal.


Suatu saat,rasa penasaranku tak terbendung lagi. Aku ingin mengintipnya dengan menaiki tembok itu. Bukan perkara sulit menaiki tembok serendah itu,apalagi bersebelahan dengan rumahku.Aku hanya berjaga dari tatapan aneh dan curiga orang lewat atau barangkali saja tetangga depan rumah mengintip dari balik korden. 


Satu ,dua ,tiga happ ..aku sudah menaiki tembok. Kulongokkan kepalaku, anjing itu sedang tidur, tampaknya pulas, pantas saja dia tidak menggonggong. Kutegaskan pandanganku, ku amati anjing itu.
Aku segera turun dari tembok rendah itu dengan badan gemetar. Sungguh bukan karena takut tetapi karena kaget dan pilu yang menjelu.
Anjing besar dan gagah berbulu coklat. Namun sungguh malang, salah satu kakinya tidak ada dan ada bekas luka di bagian wajah.


**


Sore itu...

Aku duduk termenung di teras rumah. Rasa penasaranku melihat anjing itu sudah terpenuhi. Namun muncul penasaran yang lain,apa yang terjadi dengannya?


"Alif , kenapa melamun dan murung begitu Nak?"


"Ah,tidak apa-apa Bu. Ibu mau pergi?"


"Iya,ke tetangga sebelah, sejak pindah kita kan belum berkenalan."


Spontan aku bangun dari dudukku


"Alif ikut boleh kan Bu?"


**


Aku sangat terkejut saat pemilik rumah itu membuka pintu rumahnya. Seorang pria tua  berwajah bersih bersinar mengenakan baju koko dan peci. Aku melirik ayah dan ibuku,biasa saja, tidak nampak terkejut. Beberapa saat kemudian seorang wanita berjilbab putih dengan wajah tak kalah "bersinar" muncul.

Mereka sangat menyenangkan. Komunikatif, pendengar yang baik dan ramah.
Cukup lama kami bertamu.  Mengobrol banyak hal. Tentu saja aku lebih banyak diam sambil menikmati kue dan coklat lezat yang dihidangkan. Sebenarnya aku ingin bertanya tentang anjing itu  tetapi aku merasa ragu,sungkan dan sedikit takut.

Sesampai di rumah aku bertanya pada Ayah,mengapa Pak Tatang tetangga sebelah itu memelihara anjing?. Ayah tersenyum.


"Kenapa tadi ga tanya sendiri?"


"Sungkan Yah, ..dan emmm,takut!"


"Memangnya bertanya itu sebuah kesalahan Nak, hingga bikin kamu takut?"


Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.


"Itu bukan usil Yah?"


Ayah tertawa. "Tergantung tujuanmu bertanya Nak !"


Sebenarnya aku berpikir, Pak Tatang pasti bermaksud menolong Anjing cacat itu. Tapi aku ingin mendengar cerita langsung dari beliau. Aku  berharap tidak disebut anak yang lancang.


***


Sore itu Ibu membuat kue, kata Ibu untuk dibagikan ke tetangga dekat. Aku melonjak gembira,kesempatan buatku untuk menawarkan diri mengantar kue ke rumah Pak Tatang.

Dengan langkah pasti aku menuju rumah Pak Tatang.


"Terimakasih ya Nak,semoga Allah membalas dengan kebaikan yang banyak."


"Do'a yang sama untuk Bapak,aamiin. Emmm..Pak,boleh saya bertanya?"


"Ooo..boleh boleh,mau bertanya apa Nak?" kata Pak Tatang sambil tersenyum.Lega hatiku.


"Duduk sini Nak, tenang sajaa..Bapak biasa ngobrol-ngobrol dengan cucu Bapak, heheee...!"


Aku mengikuti beliau menuju teras samping rumahnya yang asri. Rumputnya terawat, ada dua pohon mangga yang tinggi dan rindang. Benar-benar hijau dan segar. Dari tempatku duduk aku bisa melihat pintu besi bercat putih merah itu.Tiba-tiba.


"Gukkkk !"


Aku terkejut, sepontan aku memegang dadaku. Ternyata suara Anjing itu lebih dahsyat bila kita berada pada jarak yang lebih dekat.


"Kaget ya?" kata Pak Tatang sambil tertawa kecil.


"Hehee..iya Pak. Emm..sebenarnya.Alif mau tanya tentang anjing itu Pak. "


Pak Tatang tersenyum "Apa yang akan kau tanyakan Nak?"


"Emm..maaf Pak,kemarin Alif lancang menengok anjing itu dari tembok."


"O ya? Hehe...yaa ga apa-apa Nak. Terus,kamu sudah melihat anjing itu?"


Aku mengangguk dengan perasaan sedih." Mengapa dia bisa begitu Pak?"

Wajah Pak Tatang berubah sedih.



"Ceritanya panjang Nak....!"


Bersambung 


Kamis, 21 Juli 2016

Mari Mencermati Energi Wanita Saat Masa Subur

Apa yang dimaksud masa subur?
Masa subur adalah saat perempuan “bertelur”.Ah... kok tidak enak didengar ya hihiii. Oke ..ini penjelasan yang lebih keren,ilmiah :
Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi dimana perempuan melepaskan sel telur yang matang (siap dibuahi). Masa ini disebut juga ovulasi atau masa sekresi.
Cara menghitung masa subur tergantung siklus haid-ada siklus panjang dan pendek. Sekarang ada aplikasi untuk mengetahui masa subur,silakan download.
Adapun ciri-ciri penting pada saat menjelang atau sedang masa subur sbb:

1.Terjadi peningkatan temperatur tubuh, Anda tidak sakit dan sedang beristirahat tetapi BBT (body basal temperature ) Anda meningkat. Jangan khawatir, ini gejala yang alamiah.

2. Payudara melunak karena tubuh mempersiapkan untuk membuat ASI .

3.Cairan pada serviks (mulut rahim) berwarna lebih jernih, cair dan kenyal seperti putih telur. Kondisi seperti ini mempermudah sperma berenang menuju indung telur.

4.Posisi serviks berubah, yaitu lebih tinggi.

5.Kembung, karena di masa ovulasi tubuh menyimpan air (retensi air). Jangan khawatir bila rok atau celana sista kesempitan. Itu bukan karena peningkatan berat badan.

6.Nyeri di bawah perut (kram), kadang mengeluarkan flek darah tetapi tidak semua perempuan mengalami hal ini. Bila sista mengalami rasa sakit tersebut tak perlu khawatir, nanti akan hilang dengan sendirinya. Bersyukurlah, justru sista mudah megenali masa subur.

7.Sangat “bergairah”, karena hormon lutein meninggi dan hal ini bisa terjadi beberapa hari sebelum masa subur (ovulasi)

8.Peningkatan fungsi indera dan lebih berenergi.

Lalu apa hubungannya dengan semangat? Nah coba cermati ciri nomor 7 dan 8. Ciri tersebut seolah tidak bisa dipisahkan, saling berkaitan, saling mempengaruhi. Sebenarnya hal itu tidak berkaitan dengan  urusan sex saja. Tetapi energi wanita di masa subur sangat luar biasa. Kebalikan dengan masa menjelang menstruasi-bad mood, dalam masa subur wanita biasanya lebih banyak mengalami good mood. Setidaknya itulah  jawaban yang saya dapat dari beberapa wanita yang saya tanya (bahasa kerennya saya wawancarai hihii) dan pengalaman saya sendiri.

Bisa dimengerti, ketika kepekaan indera meningkat tentunya kita mampu “menangkap” lebih banyak hal. Lebih-lebih dibarengi lonjakan energi. Kondisi ini yang memungkinkan wanita mendapat banyak ide, inspirasi dan gagasan. Ini adalah hal penting yang perlu diketahui dan di fahami oleh pasangan (pria). Jadi, jangan heran bila tiba-tiba istri Anda lebih mesra (pada suami masing-masing ya hihii...), atau memakai baju yang rada “jreng”, atau sangat bersemangat. Misalnya menulis, menata rumah, memasak, mencetuskan ide-ide kreatif dll. Satu hal lagi, wanita semakin cantik dan menarik di masa subur karena level hormon progesteron yang menurun dan hormon esterogen yang meningkat.

So sekali lagi bagi para suami, fasilitasi istri Anda, jangan berangus energinya apalagi hanya sekedar menikmati lonjakan “gairah” istri ( Hihii.. maaf ya para suami). Jangan lupa, arahkan atau ingatkan dengan baik bila sudah ada tanda-tanda “over" semangat atau bahkan bisa terjadi over acting hihi.

Betapa maha pengasih dan penyayangnya Tuhan menciptakan fenomena-fenomena indah semacam ini. Tetapi sayang hal tersebut sering tidak di cermati dan di fahami para wanita sendiri maupun pasangannya. Padahal banyak energi positif yang tersimpan pada masa subur.

*Diolah dari berbagai sumber pengamatan ,pengalaman pribadi dan wawancara

Semoga bermanfaat

Selasa, 19 Juli 2016

Daster Lusuh vs Suami

Banyak yang mengaku pada saya daster yang sudah lusuh bahkan sudah robek (robek yang masih wajar) kadang malah nyaman dipakai. Jadi,ya belum dibuang. Atau belum dialihfungsikan sebagai kain lap/kain pel. Saya percaya, karena saya mempunyai pengalaman yang yang sama hihiii.

Ada yang bilang "ihh sudahlah .. kasih orang aja !"
Ooo..tidak bisa !!
Loh kok gitu? Tenanggg.....bukan pelit.
Alasannya, satu karena masih nyaman dipakai tadi loh. Dua, kalau  mau ngasih ke orang (sedekah),yang pantas lah ya. Setuju kan? . Kecuali memang orang itu melihat dan memilih sendiri hihii.
Ada lagi yang bilang "Ihhh di depan suami jangan pakai daster lusuh lah ,jaga penampilan !" Setujuuu....karena kita para istri memang harus nampak sedap dipandang oleh suami. Itu salah satu dari sekian banyak cara men-service suami. Dan memang ada suami yang sangat menuntut istrinya selalu OK di dalam rumah. Ya sudah turutin aja ( tapi kalau sudah klewat bawel ya..tegur aja dengan ilmu, hihii propokator) .

Tapi faktanya....perlu kita ketahui bersama, ada suami yang tidak begitu "ngeh" dengan penampilan istri yang seadanya di rumah loh. Bukan karena tidak peduli pada istri tapi memang si suami sudah pada level "tidak konsentrasi pada hal tak prinsip"  (dengan asumsi urusan "casing" bukan prinsip). Ini tipikal suami yang sesekali saja mendikte penampilan istri kalau memang menurutnya tidak pas. Bukan sekedar berdasar suka dan tidak suka pribadi.  Emm...tapi bisa jadi karena si istri "tau diri" dan memang sudah  "fashionate" ( fashionate beda dengan fashionable).
Ada juga...
Suami yang memang ndablegnya kelewatan ,memang egois. Dia "mbois", istri dibiarin "amis". *ehhh

Dalam sebuah obrol-obrol santai dan sharing antar emak-emak ada yang bercerita. Dia merasa tidak diperhatikan suami, ga diajak ngemol atau "ngepasar" buat beli baju. Yaelahhh,jangan buru-buru baper nape? beli aja sendiri hahaa. Atau, ga usah nunggu diajak beli baju ,kita saja yang bilang . Laki-laki itu tidak begitu pandai membaca isyarat (ga tau sih kalau isyarat "yang lain" hihii).  Katakan dengan lugas,dengan kalimat singkat,padat dan sopan. Ga usah pakai puisi haha.Kata salah satu Pakar Parenting, jika menyampaikan maksud pada laki-laki jangan pakai isyarat dan lebih dari lima kata.Ini hanya teori manusia,tidak 100% kebenarannya tapi boleh dicoba karena tidak melanggar syari'at.*halahh kok jadi ceramah

Ada juga laki-laki yang berpikir,soal pakaian istrinya itu "wilayah kekuasaan" istrinya jadi kita yang ambil keputusan. Jika suami bersikap begitu, bukan berarti tidak perhatian loh,justru kita ini "diorangkan" ( bukan di perlakukan bak orang2an sawah haha).Yahhh,tapi semua tergantung persepsi (wow the power of  persepsi).
Ada kisah lagi...ketika mengeluhkan tentang bajunya yang sudah lusuh dan merasa "dicuekin"..ee apa jawaban suami?

Kalau dituangkan dalam bahasa sederhana (kalau mau disebut nggombal dikit juga boleh)

"Ohhh ..begitu?maaf ya Dek, bukan ga perhatian ke kamu, tapi...sungguh pesonamu bukan pada pakaianmu jadi aku tidak sempat memperhatikan dastermu saat bersama kamu. Walau daster yang kau pakai lusuh,bagiku kamu tetap cantik dan menarik. Ga bikin aku salah fokus. Dulu kamu juga pernah nanya kan, apakah kamu pantas berambut panjang atau pendek, kan aku jawab...bagiku kamu dipotong model apapun cantik !"

Ngek ngoook. ..mau apa kalau sudah begini? So jangan buru2 baper atau reaktif lah. Daster boleh lusuh mindset jangan ikutan lusuhlah *ehhh sok ya?

Let's enjoy the life wisely..





Minggu, 17 Juli 2016

Warung Butut


Hallo yang suka ngebolang dan kulineran. Saat ngebolang jauh tentunya kita perlu  mampir makan ya? Banyak pilihan di sepanjang jalan baik dari menu maupun tampilan fisik tempat makan. Ada tempat makan yang Wah sampai yang Wih.
Nah ada kalanya rasa lapar datang saat kita melewati  daerah pinggiran kota atau desa. Jika demikian kondisinya tentu agak kesulitan mencari tempat makan yang Wah bukan? Ga harus Wah sih  sebenarnya..tapi yang rada keren gitulah hihi.
Bagi saya pribadi jika tidak menemukan tempat yang rada keren bukanlah masalah. Bukan hal  menyedihkan,menggelisahkan (apalagi sampai galau karena ga cocok buat selfie dan welfie haha).

Entah mengapa saya lebih suka melihat warung dari bambu atau kayu yang rada butut (tapi bersih lho ya ). Nah ..kecenderungan saya ini bikin kakak-kakak saya geleng-geleng kepala haha. Misalnya nih pengen beli mie ayam ,saya lebih suka warung mie ayam dengan gerobak sederhana,kadang malah seneng yang gerobaknya tanpa  dicat aneh-aneh.  Apalagi jika warungnya di bawah pohon atau di pinggir sawah. Ga keren ya?  Ahhh..bagi saya itu Wah, menyenangkan, hommy. Dan... biasanya warung rada butut malah enak lho hihi. Kalaupun ternyata rasa masakan kurang enak..ah ga apalah,kadang kita perlu merasakan ga enaknya makanan,sebagaimana hidup kadang kita bertemu dengan hal yang tidak menyenangkan (halah).
Bagi saya sih yang penting niatnya makan dan Bismillahnya. Satu hal lagi....setidaknya saya merasa sudah "membeli suasananya".
Bagaimana dengan kebersihannya? Ya memang tempat cuci piring harus kita lirik juga sih ya hihii.Tapi sebenarnya kita punya "pasukan" dalam tubuh kok. Kata salah satu dokter (yang saya kenal) dalam seminarnya tentang anak sehat yang saya datangi beberapa bulan lalu:

"Sebenarnya saat kita makan di jalanan itu adalah imunisasi alami"

Jadi Bismillah ajalah. Yang penting pastikan halal.

Saya juga berpikir,berapa banyak sih orang yang sudah makan di warung butut itu? Biasanya saat "wawancara" pra maupun pasca makan kita tau bahwa pedagang itu sudah belasan tahun bahkan puluhan tahun jualan.
Nahh..pastilah sudah ribuan orang yang makan di situ. Dan.. wajar kan kalau gerobaknya atau warungnya rada butut hihii (dasar penyuka vintage).
Dan..coba pikir, Allah itu maha pemberi rizki. Jika sebagian orang ogah menghampiri  warungnya, Allah mengirim orang sejenis saya ini yang mau melarisi warung-warung butut hihii. 

Lalu...ada pendapat, milih warung butut biar murah? It's OK ga masalah dibilang begitu hihii..kalau iya mau apa?gengsi? Nggak koq haha.

Demikianlah...ini hanya pandangam saya,opini saya  ga maksa harus se pemikiran. Cukup untuk menambah fakta,wacana dan wawasan *halahh gayanya
Dan catatan..ini untuk orang yang sudah biasa tidak steril banget ya (bukan jorok loh ) atau untuk yang tidak punya sakit berat.

Let's enjoy the life ...

Jumat, 08 Juli 2016

Ironi Lebaran

       Mata Nenek Humaira berkaca saat mobil Sport besar dan keren menjauhi halaman rumahnya.  Lenyap sudah reka-reka rencananya utuk tidur bersama cucu-cucunya. Padahal, seprei paling baru dan adem, kipas angin, selambu anti nyamuk yang cukup bagus,dongeng sebelum tidur dan berbagai camilan sudah disiapkannya.  Betapa tidak berkaca  sepasang mata tua itu, baru tadi pagi anak dan cucunya dari kota datang ke desa itu, namun malam harinya mereka berpamitan untuk istirahat di penginapan yang berada di kotamadya.
Suara takbir masih membahana, kakek segera mengamit lengan nenek ,mengajaknya duduk di ruang tengah dan berbincang. Wajahnya  tak kalah sendu dengan wajah istrinya, namun Kakek nampak lebih tegar. Kakek bwrusaha menghibur nenek.

Hari Raya, adalah salah satu  momen paling istimewa bagi sebagian besa Muslim di dunia.  Momen  tersebut dimanfaatkan sebagian besar warga kota untuk pulang ke  kampung  halaman.  Energi dan dana yang cukup besar seolah tak jadi soal, demi silaturahim dengan orangtua dan keluarga besar. Ya, tak di pungkiri berlebaran di kampung halaman memang luar biasa senangnya. Suasana yang tak bisa di gambarkan dengan kata-kata. Demikian juga maksud kedatangan Pak Pratama dan keluarga kecilnya  ke kampung halamannya.
Namun, di malam hari raya itu, hati nenek Humaira luluh lantak. Peristiwa tadi, masih segar dalam ingatannya.....

“Pada capek ya, yukk tidur di kamar nenek....!”
Cucunya menggeleng,sambil menjawab “ Gerah !”

“Ada kipas angin kok, nenek juga sudah memasang selambu  biar kalian ga di gigit nyamuk...” rayu Nenek Humaira,cucunya menggeleng lagi. Sementara si ibu hanya diam seribu bahasa.

“Nenek punya dongeng bagussss deh, mau nggak denger dongeng Nenek?” nenek Humaira masih belum putus asa merayu.

Cucu terbesar tetap menggeleng, sementara si adik tampak mulai tertarik namun kemudian ikut menggeleng. Raut wajah kecewa tergambar jelas di wajah Sang Nenek. Di buangnya tatapan sedihnya pada anak dan menantunya.

“ Maaf ya Nek.”  jawab si Ibu. Sementara si Ayah tampak salah tingkah.

“Emm, kita menginap di rumah nenek saja ya, tuhhh nenek sudah siapkan kipas angin kok, ada camilan-camilan juga kayaknya. Coba kita lihat dulu yuk!” rayu Pak Pratama , anak sulung Nenek Humaira itu.  Mereka bertiga nampak semangat mengikuti Ayahnya, wajah nenek berubah riang.

“Aduh Mas, lihat....alergi Nindya kambuh kayaknya, kulitnya merah-merah nih...!” keluh istri Pak
Pratama tiba-tiba.

Si Nenek dengan wajah cemas langsung menghampiri dan memeriksa kulit cucunya. Ternyata hanya sedikit saja ruam kemerahan di dada si kecil. “Oh...Sebentar ya, Nenek punya obat.”

“Terimakasih Nek, Nenek tidak usah repot-repot. Saya sudah bawa persediaan obat kok Nek .”  kata sang menantu  sambil mengeluarka obat dari tas khusus  yang berisi obat-obatan.

“Dia memang alergi panas Nek, kalau kepanasan kulitnya jadi begini ” jelasnya sambil mengoleskan lotion ke kulit anaknya.

Si Nenek hanya memandang, lagi-lagi ada sebersit kecewa di wajahnya. Dalam benaknya, dia berkata...itu keringet buntet*1 , di kasih pati kanji*2 juga sembuh.

Di teras depan, ternyata Pak pratama sedang termenung.

“Ayuk Pah !,keburu malam, lagian sejak sebelum berangkat kan kita sudah booking penginapan, ga enak kalau di cancel.”

Lamunan Pak Pratama buyar. Kini dia berpikir; tidak enak dengan pemilik penginapan? Lalu,bagaimana perasaan orangtuaku? Namun desakan sang istri dan rengekan sulungnya membuatnya melangkah gontai.  Pak Pratama  mendekati ibunya yang masih bercanda ria dengan si kecil. Dengan wajah sedih, Pak Pratama meminta maaf dan mencoba membuat ibu dan ayahnya bisa mengerti. Kakek mengizinkan sambil berpesan agar besok jangan lupa untuk sholat Ied bersama di alun-alun. Sementara nenek masih nampak sedih namun tak bisa berkata apa-apa lagi.

Setahun kemudian....

“Mudik lebaran tahun ini, kita menginap di rumah nenek dan kakek, orangtua Ayah.”  jelas Pak Pratama mantap dan tegas pada istri dan anak-anaknya.
Tak dihiraukannya wajah istrinya yang cemberut. Tak lama kemudian istrinya mendekatinya sambil melontarkan rayuan agar mereka menginap di penginapan ber AC. 
“ Tidak !,  seharusnya, sebagai orangtua kita menjadi teladan anak-anak kita. “

“Ih, Papa kok begitu, memang selama ini kita tidak memberi contoh yang baik pada anak-anak?”

“Bukan begitu maksudku. Ku akui Dek, kamu cukup piawi mendidik mereka menjadi anak yang manis, sopan dalam bertingkah dan bertutur kata baik. Namun, nampaknya kita perlu meningkatkan lagi...”

“Apa lagi sih Pa? Nggak usah idealis lah...”

“ Bukan idealis, sudah seharusnya santun tutur kata kita, lembut  tutur kata kita diberengi dengan hati dan laku yang santun pula. Aku sadar benar, tahun lalu kita sudah membuat Nenek kecewa ”

“ Bagaimana ya Pah,anak-anak kita kan lahir dan besar di kota, gaya hidup mereka sudah berbeda dengan kita-kita dulu.”

“ Ya, itu kesalah kita, kita sudah membuat anak kita tidak mau bertahan dalam segala kondisi karena kita tidak memberi teladan. Dulu kita juga hidup biasa saja, namun fasilitas dan kenyamanan yang di karuniakan Allah pada kita membuat kita lupa,bahwa kita punya kewajiban mendidik anak agar survive dan tetap menghargai sesama. Kita tidak tega membuat mereka susah sementara kita mengabaikan perasaan orangtua kita.Padahal aku yakin anak-anak bisa beradaptasi asal kita sabar mendukungnya. Apalagi hanya karena  masalah sepele, masalah fisik, gerah,sumuk hehee.. “

Sang ibu dan istri itu terpekur,menyadari satu hal,bahwa dia telah membuat sebuah ironi lebaran......

                         

*1, biang keringat
*2, tepung dari singkong

Ditulis sejak 2014,di edit lagi 2016 ☺
                                                                                            

                                                                

Wuzzz Brakkkk !!

Wuzzzzz Braakkkkkk.....

Kutiup rambut ikalnya, menari-nari, menggelikan. Kemudian aku meliuk liuk di hadapannya, kutiup mata besarnya, dia berkedip, namun tetap saja matanya menatap layar datar itu. Aku beringsut di belakangnya, kutiup punggungnya yang basah berkeringat…

"Hemmm..segar !“ gumamnya.

Dia kembali menatap layar datar itu. Tak lama kemudian tersenyum, hihh muak aku dibuatnya. 

Wuzzzzzzzzz !!  Aku berlari kencang dan …. Brakkkkk !!!! daun jendela menabrak kusen,jendela tertutup

"Oh my God ! Laporanku !“ pekiknya.

Dia berjongkok di samping meja, mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan di lantai kemudian membuka jendela lagi. Aku berjalan perlahan, menjauhinya. Dari balik jendela aku masih memperhatikannya terus. Oh, dia masih sibuk tersenyum di depan layar datar itu. Tak lama kemudian kulihat pintu ruangan terbuka. Si Jemari Lentik mendekati Si Rambut Ikal.

" Eh Sayang, ada apa?“ tanya Si Rambut Ikal sambil tangannya spontan menekan tombol. Seketika laporan keuangan yang terlihat di layar datar.

"Masih sibuk ya,mau kopi ?“ tanya Si Jemari Lentik dengan lembut.

Wuzzzzzzzzz!! Aku berlari lebih kencang lagi.

"Oh, akan ada badai rupanya !” kata Si Jemari Lentik.

Jemari lentik meraih daun jendela dan merapatkannya ke kusen. Sementara itu,  Si Rambut Ikal tampak bingung, layar datar kembali menampilkan tulisan yang disembunyikannya dari Si Jemari Lentik.

Aku berlari kencang menerobos jendela yang masih terbuka Wuzzzzzzzzzz..Brakkk !!! Kotak pensil di dekat layar datar jatuh. Si Jemari Lentik terperanjat, kemudian mencari sumber suara. Dia mendekati meja. Dan....didapatinya puisi picisan di layar datar itu, pujian untuk masa lalu berbau obsesi, ilusi dan khayali, Wajah Si Rambut Ikal sepucat bulan di pagi hari.

Aku berlari lagi,lebih kencang.  Wuzzzzzzzzz !!…pyarrrrr !!!!

Gelas kristal di meja itu remuk,seremuk hati Si Jemari Lentik.

Aku berjalan meliuk-liuk di antara mereka, kutiupkan kesejukan agar ada maaf. Wuzzzzzz!!……….aku pergi meninggalkan mereka. Hanya sampai disitu  perintah dari sang maha pemilik perintah. Tugasku sudah usai.

Pekayon, 4 Juni 2011

Peka


      Seorang pasien mengeluh gatal-gatal. Sebelum dokter mendiagnosa sakitnya,si pasien dengan PD nya mengatakan bahwa dia mengalami alergi udang.

"Oo..sehabis makan lobster ya? gurau dokter

"Bukan Pak dok, saya sehabis makan bakwan !" jawab pasien serius.

"Ohh..bakwan udang ya? kenapa udangnya dimakan juga? " tanya dokter sambil nenahan tawa.

"Itu dia Pak dok ...masalahnya, udangnya ga kelihatan !" jawab pasien santai

Dokter masih menahan tawanya
"Loh..masak ga kelihatan,ada-ada saja !"

"Bener Pak dok, ga kelihatan. Karena ternyata, bakwan itu bumbunya dicampur ebi yang dihaluskan. Walau kecil, ebi itu udang udang juga kan dok ?"

Dokter tidak bisa menahan tawanya lagi. Baru kali ini menemui pasien kocak.

"Maaf,maaf...saya tidak bisa menahan tawa.Anda lucu sekali. Ya,betul,walau kecil,ebi tetap udang. Terus bagaimana ceritanya kok Mas bisa tau bumbu bakwan itu memakai ebi?"

"Saya tanya ke penjualnya dok, kebetulan yang jual tetangga !"

"Ohhh..bagus, pintar Anda !"

"He he,yang pintar tubuh saya dok,langsung bereaksi,kasih kode ke saya...taat dia sama aturan main dalam tubuh yang sudah dirancangNya .!"

Dokter mengangguk-angguk sambil tersenyum,sementara tanganya menulis resep.

Setelah pasien pulang, dokter termenung....dan berkata-kata dalam hati...

Itu kasus yang terjadi pada fisik manusia. Terserang oleh sesuatu yang ada namun tak terlihat. Sesuatu yang melebur dengan sesuatu yang lain menjadi sesuatu yang baru, dan mengakibatkan terjadinya sesuatu yang mengganggu.
Mungkinkah hal semacam itu terjadi pada jiwa manusia? mungkin sekali.

Pak dokter tersenyum...hari ini dia mendapat pelajaran berharga dari pasiennya.
Tetapi tak lama kemudian dokter kembali terbahak teringat ucapan dan ekspresi wajah pasiennya tadi.

Pekayon 2016


Tas Pilot


Ini sebuah kisah nyata dari temanku yang diceritakan padaku beberapa tahun yang lalu. Menurutku seru dan sarat hikmah.

Temanku ini seorang penerbang tetapi masalah penampilan sehari-hari memang agak amit-amit. Orang ga bakalan percaya kalau dia pilot. Kaos rada kumal ga bikin risih atau ga PD. Pokoknya jauh dari penampilan keren. Untung saja rambutnya ga gondrong, mana boleh pilot gondrong?? Kalau ada ungkapan “You are what you wear” menurutku ga berlaku untuk orang satu ini.
Tapi Friend….jangan tanya ketika dia berseragam pilot. 

Dia bercerita padaku, suatu ketika dia jalan-jalan ke Blok M untuk membeli tas pilot. Dia masuk ke sebuah toko perlengkapan penerbang. Setelah melihat-lihat, meneliti dan menentukan pilihan dia menanyakan harga tas tersebut. Si penjual bilang, bahwa itu tas khusus untuk pilot. Yahh..intinya penjual under estimate lah.

Terbayang di benakku kebingungan si penjual, masak sih orang berpenaampilan santuy begini mau beli tas pilot. 

Aku pun sangat penasaran, bagaimana reaksinya mendapat perlakuan seperti itu. Katanya,dia cm bilang;
Oh....buat pilot ya?? ya sudah ga jadi lalu dia keluar dari toko itu. Dia pun masuk ke ke toko sebelahnya.

Aku ga bisa menahan tawaku sekaligus salut deh dengan sikap santai dan low profilenya.

Bisa saja kan ya?,  dia bilang bahwa aku ini pilot kemudian kluarin kartu identitas hahaa.

Makanya yaaa, bener banget ungkapan “ Don’t judge the book by it’s cover “. Apalagi kalau ketemu model orang beginian ini. Bisa-bisa kita malu kalau sok-sok an.



Semoga menghibur dan bermanfaat…

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...