Rabu, 27 April 2016

Wartawan Keren itu.....

Setelah mencermati 9 elemen jurnalis menurut Bill Kovach . Saya menemukan seorang wartawan yang benar-benar menjalankan profesinya sesuai 9 elemen itu. Namanya Herlam.

Dia sedang menulis tentang kejanggalan pengeboman di sebuah cafe. Singkat cerita,sebelum berita selesai ditulisnya ,dia dipanggil atasannya. Mengejutkan, Herlam mendapat iming-iming tiket ke sebuah tempat wisata bersama keluarga.Dia Ditugaskan meliput  obyek wisata yang indah itu. Tetapi diminta menghentikan penulisan tentang kejanggalan pengeboman cafe itu.
Dia pun mendapat ancaman pemecatan jika masih melanjutkan penulisan berita itu.

Tentu saja hal itu mengejutkannya. Tetapi ancaman pemecatan itu tak membuatnya ciut. Dia bilang, ga siap kalah atas ujian itu. Bahkan,istri dan anaknya pun tidak merasa sedih mendengar pemecatan itu. Justru mendukung. Istri Herlam kurang lebih mengatakan demikian..

"Kamu ingat nggak waktu melamar saya? Kau bilang pada Ayah,bahwa kamu akan mengajakku berjuang bareng di sisa umur kita, tidak untuk membahagiakanku semata. Dan karena itulah,ayah menerimamu,

"Semula aku kaget sih mendengar pemecatan itu. Tetapi mana bisa kamu menentukan sikap sambil takut kehilangan pekerjaan? Kalau kamu takut ga ada uang karena mikiran aku dan anak kita. Itu berarti kamu ga kasih kesempatan kami menemani kamu berjuang. Justru ini kesempatan buat kamu untuk menunjukkan pada anak kita,bahwa dia punya ayah yang ga buta mata hatinya.  biar dia lihat sendiri bagaimana ayahnya menentukan sikap,tajam mata hatinya.Mampu membedakan mana yang benar dan mana yang kelihatannya benar.
Dan aku ...aku tidak mau menjadi istri yang membuat suaminya tuli, yang ga bisa dengar kata hatinya .

Herlam pun berhenti bekerja tanpa beban sedikitpun dihatinya.

*sayang cuma dalam film :D

Rabu, 20 April 2016

AS, Aku Memilih Setia


Saya pengguna kartu AS (dari TELKOMSEL) sejak pertama kartu AS diluncurkan.
Sejak harga new sim card /kartu perdana masih mahal sampai murah, sejak harga sekali sms masih tinggi sampai sangat murah.Sejak belum musim internet sampai ada berbagai paket internet . Pelanggan yang setia kan? Hehee..
Untuk keperluan internet awalnya saya menggunakan jasa sebuah provider x, namun pada akhirnya saya memutuskan menggunakan AS dari TELKOMSEL.
Dengan menekan *363# saya bisa memilih paket internet super kuota  24 jam (untuk 30hari) dengan harga:
10rb/1gb
20rb/3gb
30rb/5gb
50rb/8gb
Wuzzzz, internet ga pakai lelet. Saya yang doyan browsing dan berselancar di berbagai socmed berasa asoyyyy banget. Karena itulah,saya pun menyarankan saudara dan teman menggunakan layanan internet super kuota tersebut. Tetapi ternyata, tidak semua kartu AS mempunyai layanan itu. Hmm....saya tidak mengerti mengapa demikian. Saya cuma bisa menduga, mungkin karena kartu saya ini "angkatan tua".  :D

Namun,keasyikan (kenyamanan) menggunakan paket internet  akhir-akhir ini sedang terganggu. Saya berpikir, mungkin sedang ada gangguan pada jaringan internetnya. Tetapi,kok sudah terjadi tiga kali ya??. Detail kejadian yang baru saja saya alami,begini:
Quota saya  masih 2012MB.
Internet melambat ketika quota menipis adalah hal yang umum, tetapi selambat-lambatnya biasanya masih bisa untuk mengirim atau menerima pesan melalui WA. Tetapi jika kondisinya seperti "nol quota" membuat hati ini gimanaa gitu (baca kecewa :D)  . Untuk log out FB saja tidak bisa, jika tidak bisa untuk log in masih bisa saya fahami.( Ah...masih setia dan pengertian kan? :D)
Pantang putus asa, saya coba mematikan data connection kemudian saya nyalakan lagi. Ternyata internet tetap "diam" , pesan WA tidak terkirim dan masuk, FB tidak bisa log out,apalagi untuk browsing,jelas tidak bisa. Saya mencoba men-restart HP, hasilnya nihil. Sementara,ketika saya cek quota kok berkurang, sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu. Lahh..koq bisa ya??

Akhirnya, saya hentikan langganan saat quota saya masih 1400 an KB. Saya isi ulang dan saya paket lagi. Ah..lagi2 masih setia kan? :D

Mungkin semua ini karena "ketidakmengertian" saya...saya sangat berharap pihak TELKOMSEL atau teman-teman yang faham memberikan penjelasan pada saya

Terimakasih  :)

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...