Minggu, 01 Maret 2015

Nak....



Nak, kalian adalah modal terpenting negara
Nak, namun kau juga salah satu imbas dari rengsa jiwa bangsa kita
Nak, aku tak akan terima itu
Nak, kalian salah satu lahanku menuju surga
Nak, terimalah kenyataan , lewat negara yang rengsa ini perjuangan berada
Nak, jangan kau terbebani dengan kata-kata itu
Nak, ku akan berusaha mengantarkanmu
Nak, jangan kau resah
Nak, Tuhan telah membekali
Nak, ini adalah perjuangan yang indah
Walau tanpa penghargaan yang kasat mata, tanpa piala dan bintang- bintang
Nak ini adalah perjuangan yang indah
Karena jiwa dan harta kita dibeli untuk surgaNya
Nak, sesulit dan seperih apapun perjuangan itu, tetaplah indah Nak, karena tak ada yang sia-sia dihadapanNya bukan dimata mereka yang tak tau apa arti surga
Nak, aku akan mengajakmu meluaskan cakrawala bahwa ada langit ke tujuh disana
Nak, lemparkan sejauh mungkin jarak pandangmu
Nak, luaskan zona tanggungjawabmu atas nasib jiwa rengsa bangsa kita
Nak, sekali lagi jangan kau terbebani dengan kata-kata itu
Nak, karena itu bukan dogma
Nak, karena kita dihadirkan dibumi bukan karena iseng-iseng Tuhan
Nak, kita adalah pelaku sejarah
Nak, Alm. WS Rendra berkata, perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata
Nak, jangan dengarkan mereka yang menganggap perjuangan adalah konyol
Nak, jangan dengarkan mereka yang berkoar tentang kebebasan yang tak berbatas
Nak, jangan dengarkan teori mereka yang tak berbingkai kalam ilahi
Nak, jangan tertipu jumawa mereka yang tega membungkus Qur;an dengan tipu daya setan
Nak….
Karena itulah…
Aku tak begitu membutuhkan bintang-bintang yang kau dapat
Nak karena zona juang kita yang begitu berat dan luas
Aku tak begitu tertarik dengan nilai-nilai teori yang tinggi
Nak karena lahan juang kita yang begitu dekat dan nyata
Aku tak bermimpi-mimpi kau punya predikat „ Ter“ karena itu bisa diatur dan di beli dengan rupiah
Nak bintang-bintang itu bisa jadi hanya menjadi pengotor hatimu dan pembelok arah juangmu
Nak, ketiga kalinya ku katakan, jangan kau terbebani dengan kata-kataku
Nak, karena Tuhan berkata aku adalah manusia yang paling bertanggung jawab atas pembentukan mindsetmu
Nak, karena Tuhan berkata, aku adalah manusia yang paling bertanggungjawab menyaring ideologi mana yang harus sampai ke jiwamu
Nak..
Karena itulah...
Aku lebih suka melihatmu berani bersepeda ke pasar untuk belanja dari pada melihat nilai IPSmu yang tinggi
Aku lebih suka kau mampu membedakan mana bayam muda dan mana bayam tua saat kau berbelanja di pasar daripada nilai Biologi mu yang tinggi
Aku lebih suka candamu saat itu : „ Ma, aku tidak perlu bekal sekolah ah , karena aku sudah dibekali Tuhan sejak bayi sama’ ( pendengaran ), bashar ( penglihatan ) dan Fuad ( petunjuk) !“ daripada nilai Aqidah Ahlaqmu yang mencapai 100

Nak aku lebih bahagia melihat sikap tenangmu saat aku menunda membelikan mainan karena kebutuhan yang lebih penting dari pada melihat nilai IPSmu yang tinggi.
Nak aku terharu dan bahagia saat kau masih sempat bertanya padaku, apakah aku sudah memakai lotion anti nyamuk, dengan suaramu yang lemah padahal kau sedang demam tinggi daripada melihat nilai budi pekertimu yang tinggi.
Nak, aku bangga wajahmu masih saja ceria saat tempat duduk kita di kereta harus disabotase tas-tas basar dan berat beberapa orang yang katanya abdi negara. Nak rupanya wajah ceriamu karena khayalanmu tentang misi yang sedang kau jalankan ketika membela negara. Kemudian kalianpun terlelap diatas tas-tas besar itu bersama mimpi indahmu. Yah aku bangga Nak daripada melihat nilai PPKN mu yang bagus
Nak…
Kejam kah ibumu ?
Tidak Nak....
Untuk membuatmu demikian, aku pun harus mampu menelan berbagai rasa
Bukan tanpa rasa sakit dan pemaksaan diri
Nak, hakekatnya aku mencintaimu ….
Namun kebanggaan dan kebahagiaanku itupun tak perlu terlalu kuperlihatkan padamu secara berlebih Nak
Nak, karena aku ingin kau silau dengan perut lapar tetanggamu bukan blackbery kawanmu
Nak karena aku ingin kau silau dengan mental pengemis disekitar kita bukan pakaian branded 
Nak karena aku ingin kau silau dengan kejahiliyahan sekitar kita bukan mobil mulus para penguasa
Nak karena aku ingin kau silau dengan mereka yang kesulitan untuk memeluk pilar kuasa Tuhanmu bukan silau dengan tahta penguasa durjana
Nak..masih banyak yang ingin kukatakan
Jangan kau merasa terbebani dengan kata-kataku
Karena ini bukan dogma
Karena perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata,,,,

Pekayon, The End of May 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...