Nak, kalian adalah modal
terpenting negara
Nak,
namun kau juga salah satu imbas dari rengsa jiwa bangsa kita
Nak,
aku tak akan terima itu
Nak, kalian salah satu
lahanku menuju surga
Nak,
terimalah kenyataan , lewat negara yang rengsa ini perjuangan berada
Nak,
jangan kau terbebani dengan kata-kata itu
Nak,
ku akan berusaha mengantarkanmu
Nak,
jangan kau resah
Nak,
Tuhan telah membekali
Nak,
ini adalah perjuangan yang indah
Walau
tanpa penghargaan yang kasat mata, tanpa piala dan bintang- bintang
Nak
ini adalah perjuangan yang indah
Karena
jiwa dan harta kita dibeli untuk surgaNya
Nak,
sesulit dan seperih apapun perjuangan itu, tetaplah indah Nak, karena tak
ada yang sia-sia dihadapanNya bukan dimata mereka yang tak tau apa arti surga
Nak,
aku akan mengajakmu meluaskan cakrawala bahwa ada langit ke tujuh disana
Nak,
lemparkan sejauh mungkin jarak pandangmu
Nak,
luaskan zona tanggungjawabmu atas nasib jiwa rengsa bangsa kita
Nak,
sekali lagi jangan kau terbebani dengan kata-kata itu
Nak,
karena itu bukan dogma
Nak,
karena kita dihadirkan dibumi bukan karena iseng-iseng Tuhan
Nak, kita adalah pelaku sejarah
Nak,
Alm. WS Rendra berkata, perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata
Nak,
jangan dengarkan mereka yang menganggap perjuangan adalah konyol
Nak,
jangan dengarkan mereka yang berkoar tentang kebebasan yang tak berbatas
Nak,
jangan dengarkan teori mereka yang tak berbingkai kalam ilahi
Nak,
jangan tertipu jumawa mereka yang tega membungkus Qur;an dengan tipu daya setan
Nak….
Karena
itulah…
Aku
tak begitu membutuhkan bintang-bintang yang kau dapat
Nak
karena zona juang kita yang begitu berat dan luas
Aku
tak begitu tertarik dengan nilai-nilai teori yang tinggi
Nak
karena lahan juang kita yang begitu dekat dan nyata
Aku
tak bermimpi-mimpi kau punya predikat „ Ter“ karena
itu bisa diatur dan di beli dengan rupiah
Nak
bintang-bintang itu bisa jadi hanya menjadi pengotor hatimu dan pembelok arah
juangmu
Nak,
ketiga kalinya ku katakan, jangan kau terbebani dengan kata-kataku
Nak,
karena Tuhan berkata aku adalah manusia yang paling bertanggung jawab atas
pembentukan mindsetmu
Nak,
karena Tuhan berkata, aku adalah manusia yang paling bertanggungjawab menyaring
ideologi mana yang harus sampai ke jiwamu
Nak..
Karena
itulah...
Aku
lebih suka melihatmu berani bersepeda ke pasar untuk belanja dari pada melihat
nilai IPSmu yang tinggi
Aku
lebih suka kau mampu membedakan mana bayam muda dan mana bayam tua saat kau
berbelanja di pasar daripada nilai Biologi mu yang tinggi
Aku
lebih suka candamu saat itu : „ Ma, aku tidak perlu bekal sekolah ah ,
karena aku sudah dibekali Tuhan sejak bayi sama’ ( pendengaran ), bashar (
penglihatan ) dan Fuad ( petunjuk) !“ daripada nilai Aqidah Ahlaqmu yang
mencapai 100
Nak
aku lebih bahagia melihat sikap tenangmu saat aku menunda membelikan mainan
karena kebutuhan yang lebih penting dari pada melihat nilai IPSmu yang tinggi.
Nak
aku terharu dan bahagia saat kau masih sempat bertanya padaku, apakah aku sudah
memakai lotion anti nyamuk, dengan suaramu yang lemah padahal kau sedang demam
tinggi daripada melihat nilai budi pekertimu yang tinggi.
Nak,
aku bangga wajahmu masih saja ceria saat tempat duduk kita di kereta harus disabotase
tas-tas basar dan berat beberapa orang yang katanya abdi negara. Nak rupanya
wajah ceriamu karena khayalanmu tentang misi yang sedang kau jalankan ketika
membela negara. Kemudian kalianpun terlelap diatas tas-tas besar itu bersama
mimpi indahmu. Yah aku bangga Nak daripada melihat nilai PPKN mu yang bagus
Nak…
Kejam
kah ibumu ?
Tidak
Nak....
Untuk
membuatmu demikian, aku pun harus mampu menelan berbagai rasa
Bukan
tanpa rasa sakit dan pemaksaan diri
Nak,
hakekatnya aku mencintaimu ….
Namun
kebanggaan dan kebahagiaanku itupun tak perlu terlalu kuperlihatkan padamu
secara berlebih Nak
Nak,
karena aku ingin kau silau dengan perut lapar tetanggamu bukan blackbery
kawanmu
Nak
karena aku ingin kau silau dengan mental pengemis disekitar kita bukan pakaian
branded
Nak
karena aku ingin kau silau dengan kejahiliyahan sekitar kita bukan mobil mulus
para penguasa
Nak
karena aku ingin kau silau dengan mereka yang kesulitan untuk memeluk pilar
kuasa Tuhanmu bukan silau dengan tahta penguasa durjana
Nak..masih
banyak yang ingin kukatakan
Jangan
kau merasa terbebani dengan kata-kataku
Karena
ini bukan dogma
Karena
perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata,,,,
Pekayon, The End of May
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar