Seorang perempuan tua berjalan tertatih, merintih berulang-ulang
"Tolong saya, hari ini saya sulit menelan makanan !"
Ada yang cuma melihat sambil berlalu. Ada yang memandang lama,bingung kemudian berlalu. Ada beberapa orang langsung berhenti. kemudian mengajak wanita itu duduk..
Orang pertama,
"Ohhh mungkin Ibu radang tenggorokan !"
Orang ke dua
"Ohh..mungkin ada duri ikan yang menyangjut di tenggorokan Ibu !"
Orang ke tiga
"Apa mungkin amandel ibu membengkak ya?"
Orang ke empat
"Wahhh bu,ini sepertinya penyakit serius, kesulitan menelan tu bukan sembarangan,mungkin ada ...,ah sudahlah !"
Perempuan tua menutup telinganya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Tangisnya pecah..
"Sabar, bu...sabar ,mari saya bawa ke dokter ya Bu ! " kata orang pertama
Perempuan tua menurut...,dengan langkah lunglai dia berjalan, di papah oleh dua orang,sementara dua orang yang lain mengikuti dari belakang. Raut wajah mereka semua tegang, sementara perempuan tua itu masih merintih rintih mengatakan sulit menelan makanan.
Sampailah mereka di sebuah Rumah Sakit...
Dokter memeriksanya dengan seksama. Suhu badan ibu itu tidak tinggi malah cenderung dingin. Kemudian dokter mulai memeriksa tenggorokannya. Tidak ada juga tanda-tanda peradangan. Perempuan tua tampak semakin lemas,dokter menyuruh perawat memberinya minuman manis. Perempuan tua meneguk minuman itu hingga habis.
"Lohhh,ituu..ibu bisa menelan dengan mudah! kata dokter
Dengan lemah Perempuan tua mengatakan
"Sejak tadi saya bilang sulit menelan makanan dok,bukan minuman. "
"Ooh.. ,begitu?" kata dokter muda itu sambil terbengong. Berpikir.
Perempuan tua itu menggeleng-geleng dengan raut wajah sedih seraya permisi pergi. Dokter ,perawat dan orang-orang yang mengantarnya melarangnya,tapi Perempuan tua tetap bersikeras untuk melanjutkan perjalanan.
Oh Tuhan, aku mengatakan sulit menelan makanan karena aku malu mengatakan tidak punya makanan yang bisa kutelan,tetapi mengapa mereka tak juga paham ? gumamnya,dalam isak tangis yang dalam.
AR
Kemang Pratama ,Maret 2017
Selingan menulis cerbung ...FEIJOA
Langganan:
Postingan (Atom)
Senyum Sang Guru
Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh. Tumpukan buku, ...
-
Nak, kalian adalah modal terpenting negara Nak, namun kau juga salah satu imbas dari rengsa jiwa bangsa kita Nak, aku tak akan teri...
-
Kita pernah bertukar resah dibawah senja nan menjingga. Angin enggan berhembus, kian menyesakkan dada. Namun rona jingga senja kala itu ...
-
PEMINTAL CERITA John Edgar Wideman Seorang pria tengah berjalan di tengah hujan sambil mengudap pisang. Dari mana dia datang. K...