Dari dalam kamar Diana mencium wangi seduhan teh melati dan mendengar perbincangan Amanda dan Adrian tentang cuaca bulan ini, cerah dan berangin, menyenangkan. Adrian mengajak Amanda duduk di luar, untuk melihat bintang yang bermuculan, dari sedikit hingga bertaburan memenuhi langit. Mereka terkekeh, kemudian ruang tamu senyap…
Diana melongok dari jendela kamar.Melihat mereka
sudah duduk di tikar tradisional dari pandan dengan sajian teh poci. Sesekali
tertawa sambil menunjuk ke langit.Diana tersenyum. Kembali duduk di kursi kayu
kekar berwarna coklat, kemudian meraih kalender meja di depannya. Jarinya
mulai menunjuk angka-angka pada kalender…dua,empat, enam..Sudah tujuh hari dia pergi.Sekarang jari telunjuknya ganti mengetuk-ngetuk meja. Kemudian meraih gelas
berisi air putih,mencecepnya sedikit saja.
“Semua menilaiku sama.” gumamnya lemah.
Sambil menghembuskan nafas dia bangkit dari duduknya, berjalan mondar-mandir akhirnya berhenti di depan cermin berbentuk oval besar yang menempel pada pintu almari. Memandangi dirinya. Sesaat kemudian duduk
membungkuk di tepi ranjang,kedua ujung sikunya berada di kedua pahanya
sementara dua telapak tangannya menopang
kepalanya. Sekitar tiga menit kemudian, cairan bening menetes di lantai,terisak kemudian tergugu pilu.
**
Pagi masih gelap, Diana berpamitan untuk pergi
tetapi tidak mengatakan akan pulang ke rumahnya.
“ Yakin sudah bisa menerima?”
“Sebenarnya belum, tapi bagaimana lagi? pikiranku
telah menjelma dalam lakuan dan muncullah penilaian. Dan aku sudah lelah,aku ingin menjauh,reputasiku sudah tidak baik .”
“Putus asa!”
“Lelah”
“Istirahatkan jiwa dan pikiran kakak, tunda satu
hari saja.”
“Tidak !”
“Setengah hari!” tawar Amanda, sorot matanya tajam
Diana tersenyum sambil membalas tatapan Amanda kemudian
mengangguk lemah.
“Caper!” ucap Diana tiba-tiba sambil tersenyum kecut kemudian terkekeh kecil
“Siapa?”
“Aku !”
“Pada?”
“Siapa lagi?” jawab Diana sambil memandang Amanda
tanpa senyuman “Keinginanku yang aneh-aneh itu hanya caper !”
“Mengapa begitu?”
“Amanda…kemarin aku melihatmu dan Adrian duduk di
teras menikmati malam yang berbintang.”
“Ya,lalu?”
“Sesederhana itu sebenarnya inginku!”
“katakan saja !”
“Sudah !”
“how ?”
“Dengan Isyarat!”
"Selain isyarat?"
"Tidak, seharusnya dia bisa menangkap!"
"Selain isyarat?"
"Tidak, seharusnya dia bisa menangkap!"
“Heemmm….., tidak bisa begitu ! Sekarang aku tahu!”
“Apa?”
“Actually your problem as simple as your simple happiness that
you want !” kata Amanda sambil menyerahkan buku tentang cara kerja otak
laki-laki pada Diana.
zaa_zakiyah@copyright |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar