Senin, 11 Juni 2018

Tidak Tahu Kadang Membawa Kebaikan

Ini bukan soal ilmu agama.

Ceritanya....
Tadi saat bermotor melirik spion,uhh perasaan bekas cacar saya makin kentara,mugkin karena makin tua,pori-pori juga melebar. Ada sedikit perasaan gimaaa gitu (agak menyayangkan dan risih terus ingat,kalau harus perawatan ya mahal hahaaa...)  tapi segera beristighfar , rasanya kok ga penting banget saya punya perasaan seperti itu.

Mengapa ??

Bekas luka itu karena cacar air yang saya alami ketika saya hamil anak ke 3 dan saya masih punya bayi anak ke 2 🙈🙈.

Setelah sekian tahun berlalu,saya baru tahu, secara teori ,terkena cacar air ketika hamil cukup berbahaya bagi ibu dan janin. Betapa..dari bekas luka itu seharusya saya lebih banyak bersyukur bukan ngelantur *ehh

Saat itu,saya memang pergi ke dokter,tapi saya lupa memberitahu  bahwa selain saya punya bayi 7 bulan, saya juga sedang mulai mengandung  anak ke 3 😜😜.

Namun....Ahamdulillah saya sembuh,bayi tetap sehat dan bayi dalam kandungan saya baik-baik saja,lahir dengan cara normal dan tidak ada kelainan apa-apa.

Bayangkan jika saya mengerti bahayanya terkena cacar air saat hamil,entah berapa persen tentu stress. Dan hal itu memicu hormon stress yang bisa menurunkan daya tahan tubuh. Lalu....,tau sendirilah ya,betapa signifikan faktor stress terhadap kesehatan. Begitu juga kan, kata dokter Agus yang sangat lucu itu...

Kasus ke dua ,saya terkena DB ketika anak ke tiga saya berumur sekitar 1th.

Yang istimewa (istimewa ndablegnya 😜 ) saya tidak sadar (tidak ngeh)  kalau saya terkena DB 😂😂😜. Saya pikir demam biasa.  Diagnosanya malah gejala tipus. Tapi setelah minum obat beberapa hari,tidak ada perubahan. Saya balik lagi ke dokter ,barulah diberi pengantar untuk tes darah (lucunya pengantarnya saya suruh tes S******, ntar lah dikisah yang lain)

Siang itu juga saya tes darah ke RS terdekat. Ada bercak merah tp melebar di lipatan tangan saya. Suster cuma tanya,kenapa ini Bu? Saya jawab, tidak tahu mungkin  gatel ,ruam,iritasi karena tidak mandi beberapa hari.
Saya pun pulang, karena hasil tes darah masih besok  katanya.

Malam harinya,badan saya semakin tak karuan. Saya bilang ke suami bahwa saya mau opname malam itu juga,sudah ga kuat.
Suami langsung mengiyakan dan bersiap.  3 batita kami bawa serta ke RS 😜😜. Tidak ada asisten rumah tangga saat itu. Mau gimana lagi??

Masuk IGD, dokter tanya

"Ibu, tangannya kenapa ini?

"Ga tau dok,gatel mungkin " jawab saya santai sambil sesekali melihat anak saya dari balik kaca IGD. Merek dihandle salah satu teman.

"Gatel !! ,ibu DB ,ga boleh pulang,harus opname ,trombosit ibu cuma 11ribu !"

" Oh....gitu? ok dok,memang saya maunya opname !"

Kurang lebih begitulah dialog saya dengan dokter saat itu. Saya pikir-pikir, sama-sama gokil nih dokter dan pasien 😂 😜😜.
Hemm dan saat itu baru ingat...beberapa warga komplek terkena DB bergantian.

Suami langsung memilih kamar VIP. Ciee gaya... demi gengsi ya?
Bukan....percaya deh,bukan tipe kami suka gengsi-gengsian haha. Ada alasan lain ; demi tiga batita mendapat tempat istirahat yang nyaman dan orangtuanya juga nyaman 😂😜.
Lagi pula, saat itu kan bisa dapat ganti dari kantor (walau ternyata tidak dapat karena kendala teknis hihiii )

Kembali ke pokok pembahasan. Bayangkan kalau  saat itu saya  langsung  tahu kena DB, entah berapa persen pasti ada kaget lalu pikiran,cemas ..,gimana nih batita 3,gimana nih ga ada asisten yang bantu,duh..trombositku makin turun nih kayaknya bla bla bla macam-macam pikiran. Ujungnya, kikkk (dr Agus mode on ).😂😂

Begitulah yang saya maksud kadang-kadang tidak tahu itu membawa kebaikan.Tidak tahu dalam hal tertentu KADANG justru tidak memicu stress dan perasaan-perasaan negatif. Tetap netral,khusnudzon.

Namun sungguh,semua itu tak lepas dari skenario Allah....


Semoga bermanfaat...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...