Senin, 14 November 2016

Senyap

Dalam temaram cahaya lilin,tangan kami bergenggaman. Mata kami terpejam. „Cavantina“ melantun.  Menyelesaikan masalah dengan senyap, begitu adanya.
Lalu, lantunan  „Al Hambra“ menyayat kalbu, menyelesaikan masalah dalam senyap, begitulah adanya. Walau musik mengiringi namun senyap, demikian adanya. Tanpa pembelaan, tanpa suara tinggi yang terucap. Renjana teredam di dada. Membebaskan sang  jiwa berbicara dan bertanya , menilik diri sendiri. Rasa  berperang dengan logika. Qolbu mengolah resah dalam bisu. Syaraf otak mencari kombinasi data untuk bertemu solusi.
Kemudian terdengar lantunan Surat Ar Rahman:  „ Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan? „ Gigil di dalam sana.
Menyelesaikan masalah dengan senyap. Senyap di luar, namun riuh di dalam sana. Kemudian gelombang otak saling .mengirim sebuah energi  
            Kami melepas genggaman tangan, saling memandang, tersenyum dan berpelukan, bertukaran detak jantung. Damaipun menyapa.
Senyap, kami menyelesaikan masalah dalam senyap.Indah, anggun dan artistik,   

Pekayon, 31 Mei 2011
Dalam dewasanya  cinta kami




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...