Dalam temaram cahaya lilin,tangan kami bergenggaman.
Mata kami terpejam. „Cavantina“ melantun. Menyelesaikan masalah dengan senyap, begitu adanya.
Lalu, lantunan „Al Hambra“ menyayat
kalbu, menyelesaikan masalah dalam senyap, begitulah adanya. Walau musik
mengiringi namun senyap, demikian adanya. Tanpa pembelaan, tanpa suara tinggi
yang terucap. Renjana teredam di dada. Membebaskan sang jiwa berbicara dan bertanya , menilik diri
sendiri. Rasa berperang dengan logika. Qolbu
mengolah resah dalam bisu. Syaraf otak mencari kombinasi data untuk bertemu
solusi.
Kemudian terdengar lantunan Surat Ar Rahman: „ Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu
dustakan? „ Gigil di dalam sana.
Menyelesaikan masalah dengan senyap. Senyap di
luar, namun riuh di dalam sana. Kemudian gelombang otak saling .mengirim
sebuah energi
Kami melepas genggaman
tangan, saling memandang, tersenyum dan berpelukan, bertukaran detak jantung. Damaipun menyapa.
Senyap,
kami menyelesaikan masalah dalam senyap.Indah, anggun dan artistik,
Pekayon, 31 Mei
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar