Sekitar
tiga bulan yang lalu,pohon kamboja di
belakang rumah tiba-tiba rubuh. Sayang sih,tapi mau bagaimana lagi? Daun-daun
pada ranting ranting kecil kami pangkas , karena akarnya belum benar-benar
tercabut, jadi kami berdirikan lagi walau pohon itu harus bersandar di tembok. Sebagian
ranting kecil kami sisihkan di sudut halaman. Kami sudah tidak menaruh harapan
apapun pada pohon itu selain menerima kenyataan,peneduh halaman sudah tumbang
dan bertanya-tanya pelajaran apa yang bisa kami ambil ? Ada apa gerangan? Sempat saya men-upload pohon itu dengan caption yang
kurang lebih seperti yang saya katakana tadi. Beberapa malah ada yang komentar,
apa-apa ga usah dipikirin. Ada yang komentar, nanam lagi saja,kamboja mudah
tumbuh. Ya sudah tidak perlu saya tanggapi komentar orang yang tidak mengerti
perjalanan batin ini..
Beberapa
hari kemudian, saya temukan biji kamboca berkecambah, tapi saya tidak mengerti
harus saya apakan, hanya semp[at saya abadikan dengan foto. Karena tersusul
kesibukan-kesibukan yang lain, akhirnya kecambah bunga itu mengering.
Bersamaan dengan itu, ternyata saya dan suami mempunyai pertanyaan yang sama; mengapa bunga
kamboja yang masih tersisa pada batang yang rubuh tidak segera layu? Setelah kami cek, rupanya pohon kamboja itu masih bertahan hidup. MasyaAllah,kuasa Allah. Memang benar Kamboja jenis pohon yang mudah tumbuh tetapi tanpa izinNya,tidak akan tumbuh juga kan?
Dan sekarang,
daun-daun baru dan bakal-bakal bunga mulai bermunculan. Kekaguman dan
kegembiraan menyesak di dada. Mungkin, tak semua bisa merasa, tak mengapa.
Jatuh
belajar untuk bangkit.
Rubuh
belajar untuk kukuh
Jika
berpikir kekuatan adalah milik kita ada dua kemungkinan, terlalu PD atau
sebaliknya, putus asa.
Terimakasihku
padaNya, terimakasihku juga padanya si Kamboja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar