Jumat, 07 Juli 2017

Renjana Sang Kamboja



Sekitar tiga bulan yang lalu,pohon kamboja  di belakang rumah tiba-tiba rubuh. Sayang sih,tapi mau bagaimana lagi? Daun-daun pada ranting ranting kecil kami pangkas , karena akarnya belum benar-benar tercabut, jadi kami berdirikan lagi walau pohon itu harus bersandar di tembok. Sebagian ranting kecil kami sisihkan di sudut halaman. Kami sudah tidak menaruh harapan apapun pada pohon itu selain menerima kenyataan,peneduh halaman sudah tumbang dan bertanya-tanya pelajaran apa yang bisa kami ambil ? Ada apa gerangan? Sempat saya men-upload pohon itu dengan caption yang kurang lebih seperti yang saya katakana tadi. Beberapa malah ada yang komentar, apa-apa ga usah dipikirin. Ada yang komentar, nanam lagi saja,kamboja mudah tumbuh. Ya sudah tidak perlu saya tanggapi komentar orang yang tidak mengerti perjalanan batin ini..





     
Beberapa hari kemudian, saya temukan biji kamboca berkecambah, tapi saya tidak mengerti harus saya apakan, hanya semp[at saya abadikan dengan foto. Karena tersusul kesibukan-kesibukan yang lain, akhirnya kecambah bunga itu mengering. 












Bersamaan dengan itu, ternyata saya dan suami mempunyai pertanyaan yang sama;  mengapa bunga 
kamboja yang masih tersisa pada batang yang rubuh tidak segera layu? Setelah kami cek, rupanya pohon kamboja itu masih bertahan hidup. MasyaAllah,kuasa Allah. Memang benar Kamboja jenis pohon yang mudah tumbuh tetapi tanpa izinNya,tidak akan tumbuh juga kan?  






Dan sekarang, daun-daun baru dan bakal-bakal bunga mulai bermunculan. Kekaguman dan kegembiraan menyesak di dada. Mungkin, tak semua bisa merasa, tak mengapa.
Banyak pelajaran berharga yang bisa kupetik dari rubuhnya sebatang pohon kamboja itu. 








Jatuh belajar untuk bangkit.
Rubuh belajar untuk kukuh
Jika berpikir kekuatan adalah milik kita ada dua kemungkinan, terlalu PD atau sebaliknya, putus asa.

Terimakasihku padaNya, terimakasihku juga padanya si Kamboja.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...