Pecak Tempe
Pecak, jenis masakan yang sudah tidak asing di telinga masyarakat Sunda atau Betawi. Ada berbagai jenis pecak; pecak oncom dan berbagai pecak berbahan ikan. Tetapi saya sendiri kurang mengerti apa saja sebenarnya bumbu pecak yang biasa dijual di warung atau rumah makan.
Saya pernah mendapat bumbu pecak oncom dari salah satu tukang sayur langganan saya, orang asli Betawi.
Bumbunya simple banget:
Bawang merah, jahe, cabe merah besar (bisa juga ditambah rawit), dihaluskan. Bisa juga ditambahkan kemangi. Jangan lupa, oncom digarang dulu, baru dicampurkan pada bumbu2 tadi.
Rasanya? Lidah saya sih menerima. Nah, beberapa hari ini saya terserang flu. Menurut saya, masakan ini oke banget buat obat flu, cermati saja, ada bawang merah, ada jahe, ada cabe dan tidak mengandung minyak( krn digarang, bukan digoreng). Karena, flu biasanya disertai tenggorokan tidak nyaman dan akhirnya batuk. Sebaiknya kita mengurangi minyak.
Agar nilai gizi lebih baik, saya mengganti oncom dengan tempe (tempenya juga digarang). Kenapa tidak ikan? Nggak, takut memicu alergi, karena saya penderita alergi yang lumayan oke. 😁
Ga perlu tambah sayuran? Tentu perlu. Biar simple , saya rebus sawi manis (kenapa sawi manis? Krn lebih enak dan segar, menurut saya) . Selain itu, batangnya mudah empuk. Atau bisa juga ditemani toge, daun kenikir atau apa sajalah sesuai selera. Praktis saja, yang penting nilai gizinya cukup. Ga usah ribet numis2 ,rebus atau kulup atau kukus sudah cukup.
Selamat mencoba...
Jadikan makananmu obat dan jadikan obat sebagai makananmu (ini kata-kata Socrates atau Discrates atau siapa lupa, yg jelas bukan kata-kata saya)
Rabu, 05 Juli 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senyum Sang Guru
Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh. Tumpukan buku, ...
-
Nak, kalian adalah modal terpenting negara Nak, namun kau juga salah satu imbas dari rengsa jiwa bangsa kita Nak, aku tak akan teri...
-
Kita pernah bertukar resah dibawah senja nan menjingga. Angin enggan berhembus, kian menyesakkan dada. Namun rona jingga senja kala itu ...
-
PEMINTAL CERITA John Edgar Wideman Seorang pria tengah berjalan di tengah hujan sambil mengudap pisang. Dari mana dia datang. K...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar