Rabu, 25 Februari 2015

Suka Menulis

Saya memang suka menulis, ya suka bukan hobi. Karena, bila saya mengatakan hobi, tentu akan mendapat protes begini; “ kalau hobi, sesibuk apapun pasti ada waktu melakukannya!” . Terlepas benar atau salan pendapat itu, ya sudahlahlah, saya memilih mengatakan suka menulis saja.
Sejak SD sampai perguruan tinggi bahkan sudah menjadi ibu, saya suka korespondensi  dan menulis diary. Tulisan saya berupa kegiatan yang saya lakukan dalam sehari, menulis momen-momen penting,puisi , opini-opini singkat, harapan atau curahan hati tentang kesedihan,kekecewaan atau kebahagiaan. Saat kuliah dan sibuk menulis skripsi ,sebagai refreshing saya malah menulis cerpen ,namun hanya saya simpan saja tidak saya kirim ke meja redaksi. Justru setelah mempunyai tiga anak saya merasa lebih sering menulis didukung berkembangnya sosmed, seolah saya punya ajang berekspresi.  Learning by doing itu yang saya lakukan, sampai detik ini saya belum pernah mengikuti training kepenulisan, saya membaca teori tentang menulis cerpen dan novel dari beberapa artikel. Itu pun yang mencarikan suami hihi. Ternyata dari beberapa teori itu sudah saya praktekkan hehe. Selain membaca teori, saya juga  sharing dengan beberapa teman yang sudah lebih dahulu aktif menulis bahkan ada yang sudah menulis beberapa buku. 


Suatu saat,dari FB saya membaca sebuah informasi,penerbit ternama di Yogya , DIVA PRESS mengadakan lomba cerpen, dengan tema Maret Momen, iseng-iseng saya mengikuti, ehh ternyata lolos dalam sepuluh besar , Alhamdulillah.  Untuk mengasah ketrampilan saya dalam  menulis, saya juga membuat blog pribadi dan blog umum.  Namun saya lebih banyak menulis di blog umum. Di situ saya menulis berbagai macam tema atau menulis dalam beberapa kanal.Pendidikan,kesehatan,agama,hobi,lifestyle bahkan humor dan fiksi.Paling sering menulis fiksi berupa cerpen.  Singkat cerita ,dari blog umum itu saya berteman dengan direktur majalah wanita POTRET, Aceh. Suatu kehormatan,saya dipersilahkan menulis di majalah tersebut dan ternyata naskah saya lolos. Alhamdulillah saat itu saya mempunyai tabungan tulisan berupa cerbung tujuh episode. Alhamdulillah,saya mendapat honor yang pantas. Selain pengalaman itu, ketika menulis di blog umum, tulisan saya sempat menjadi HL dan terekomendasi  walau masing-masing hanya satu kali saja. Sejak akhir 2013 saya sudah tidak aktif menulis di blog umum, saya menulis novel namun tak jua kelar hehe.
Yah, karena pengalaman itulah sempat ditanya beberapa  teman atau adek-adek yang sedang belajar menulis fiksi. Terkadang saya merasa belum pantas menularkan ilmu menulis karena jam terbang saya dalam menulis  masih sangat minim. Namu tak apalah,sebuah hadist saja mengatakan, sampaikanlah walau satu ayat. Saya juga berpikir masing-masing penulis/pengarang  punya proses kreatif sendiri-sendiri dalam menulis bukan?  Oleh karena itulah,beberapa minggu yang lalu saya sempat diajak sharing dengan beberapa mahasiswa STEI Tazkia Bogor tentang menulis, ngobrol santai saja sih karena saat itu ada kendala teknis. Sebenarnya, saya sudah mempersiapkan power point tentang menulis fiksi.  Yah, belum takdirnya menularkan ilmu bak dosen pakai power point segala hihii…,
Yang jelas, sampai saat ini saya masih menulis dan menulis walau tidak selalu saya share di blog atau sosmed . Untuk latihan-latihan kecil, saya sering menulis status yang cukup panjang di FB ( untuk ukuran saya panjang hehe), bukan hanya opini kecil,puisi atau obrolan biasa akhir-akhir ini bahkan juga menulis resep masakan berikut narasinya, misal sejarah makanan itu,cara membuatnya dan tips-tips yang mungkin tidak terpikirkan. Hihii…maklum, akhir-akhir ini saya sedang rajin memasak. Anak-anak sedang meningkat nafsu makannya, mungkin menjelang pubertas, jadi….yahh, saya harus focus ke anak-anak sebisa mungkin.
Ada rencana menulis buku?? Entahlah, novel yang sedang saya tulis akan saya terbitkan atau tidak… :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...