Rabu, 27 Juli 2016

Dzikir

"Ingatlah,hanya dengan dzikir (mengingat Allah) hati menjadi tenang" [QS.13 :28]

Dzikir

Dzikir dalam pengertian umum dimaknai mengingat Allah dengan melafazkan atau membaca suatu kalimat tertentu (tasbih,takbir,tahmid,tahlil dsb).Dan dalam ritual pelaksanaannya,biasanya dengan  duduk sembari komat-kamit membaca kalimat-kalimat tersebut. Ada juga yang cukup membaca dalam hati yang penting hati dan pikiran tetap mengingat Allah.
Bagaimana kinerja dzikir yang demikian ini bisa membuat hati tenteram,tenang? Dan bisa mengantarkan kita pada syurga?

Fenomena Dzikir

Marilah kita melihat fenomena di sekitar kita,dengan mencermati satu fragmen kecil sebagai contoh umum supaya kita bisa mendapatkan gambaran nyata dari kinerja dzikir.
Si A seorang pegawai profesional di Ibu Kota. Hampir tiap hari dia berangkat pagi dan pulang petang. Malah kadang lembur. Sampai di rumah pun kadang melanjutkan menyelesaikan pekerjaan kantornya. Dan sesekali harus bangun dini hari lagi-lagi menyelesaikan pekerjaan kantornya karena dikejar dateline.
Marilah kita melihat aspek waktu yang dihabiskan si A,terutama dalam menjalankan kegiatan "lembur"nya.
Mengapa lembur? Mengapa melanjutkan pekerjaan kantor di luar jam kerja?

Karena si A adalah pegawai yang profesional,berdedikasi,loyal,bertanggungjawab,sehingga urusan dan permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan ya musti diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
-jadi si A sadar betul akan tanggung jawabnya,tugasnya maka dia bersungguh-sungguh menyelesaikan urusan dan permasalahan pekerjaannya.
-jadi si A sadar betul akan sanksi,  akibat dan dampak yang terjadi apabila dia teledor atau pekerjaan tidak selesai dengan baik. Yakni omelan Boss,potong gaji dan kemungkinan terburuk di PHK.
-jadi si A yakin akan mendapat imbalan setimpal berupa uang tambahan,uang lembur,bonus kesuksesan,fee,komisi,penghargaan dll.Manakala tugas extra tersebut bisa dikerjakan dan diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
-jadi si A sadar akan keberdaan dirinya ,maka akan tetap mempertahankan (dan meningkatkan ) reputasi dirinya yang qualified,responsible,profesional,countable dsb.
Si A bekerja keras,bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaannya mulai dari mengumpulkan data,mensistemasi,menganalasi,mengevaluasi,membuat beberapa agenda dan rencana perbaikan,kemudian menjalankan agenda-agendanya,mengkoordinasikan personil dst. Gambaran ini menunjukkan suatu refleksi ,ekspresi dan bukti bahwa si A ,sadar dan ingat terhadap:

-Tugas dan tanggung jawabnya
-Sanksi dan dampak,jika lalai terhadap tugasnya (tidak tuntas dengan baik)
-Imbalan setimpal (menggiurkan)
-Eksistensi dirinya

Singkatnya, Si A sebenarnya dengan segala usahanya,kerjanya,etosnya, adalah suatu refleksi,ekspresi dan bukti "ingat" kepada:

-Boss,si pemberi tugas dan amanah
-Boss si pemberi omelan dan amarah dan mungkin sanksi kerugian (potong gaji,atau PHK) jika tugas tidak selesai dengan semestinya.
-Imbalan yang biasanya uang atau fasilitas dan promosi kenaikan jabatan atau segala macam pemenuhan keinginan yang bisa didapat dari uang tersebut. Atau mbalan non material misalnya pujian ,kepuasan dsb.
-Eksistensi dirinya di kacamata Boss-nya.

Dari prilaku, kegiatan  si A tersebut bisa dikatakan bahwa si A ber-dzikir, tetapi ingat kepada Boss-nya di kantor. Bukan dzikrullah.
Lalu bagaimana kinerja (syari'at) dzikrullah itu?

Dzikrullah

Singkatnya ...yaa mengingat Allah. Masalahnya,apa sih yang diingat dari Allah?
Apakah semacam ini : "Wow...memang Allah itu Maha Besar, Maha Suci,Maha Kuasa,Maha Adil !" dsb. Setelah itu melakukan kegiatan yang lain sebagaimana biasa yang tidak ada ketersambungannya dengan "Wow" yang kita ucap tadi bahkan malah bertentangan ?
Jika dzikir yang kayak begitu,kata guru saya itu dzikir dalam area kepala saja.
Dzikir adalah beraktifitas (melakukan kegiatan) yang merujuk kepada (dan karena) Allah.

"Hai orang-orang yang beriman,apabila diseru untuk
menunaikan ibadah pada hari Jum'at,maka bersegeralah kamu pada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli [QS. 62: ayat 09]

Ketika dzikir,apa yang kita ingat tentang Allah yang membuat kita melakukan suatu kegiatan atau aktifitas tertentu?
Setidaknya ada beberapa hal,antara lain:

1 Tujuan hidup kita.Kita manusia diciptakan oleh Allah dengan suatu tujuan yang sangat jelas,yakni untuk beribadah (mengabdi) kepala Allah atau menjadi hambaNya [QS. 51 ayat 56]

2. Tugas kita. Allah telah memberi tugas kepada manusia yakni mengemban amanahNya. Amanah Risalah (Islam) yang harus kita emban,kita tunaiakan,kita praktekkan dan berlakukan dalam hidup kita [QS 33: 72].

3. Fungsi dan peran kita. Allah telah mengangkat kita sebagai khalifah di bumi. Yakni menjadi pengelola,pengatur bumi dan isinya sesuai kaidah dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah [QS 02 ayat 30].

4. Al Qur'an. Allah sudah menurunkan kitab (seperangkat aturan,ketentuan,panduan dsb) untuk manusia supaya digunakan sebagaimana fungsi (kegunaannya).

Maka salah satu kinerja dzikir adalah dengan mengawali  dari mengevaluasi segala kegiatan dan aktifitas kita semenjak bagun tidur hingga menjelang tidur.

-apakah segala aktifitas dan kegiatan kita ;kerja,belajar,mendidik anak,menjaga keharmonisan keluarga,dan kegiatan sosial yang lain sudah bernilai "pengabdian" kepada Allah? (Apa syarat suatu kegiatan hingga bisa termasuk sebagai "bernilai pengabdian" (ibadah) ?
-berapa persen aktifitas kita yang merupakan pelaksanaan dari agenda atau program "menjalankan tugas (amanah)" dari Allah?
-apakakah segala kegiatan atau aktifitas kita adalah bagian dari menjalankan "fungsi" dan "peran" kita manusia sebagaimana yang digariskan oleh Allah?
Atau justru kita sibuk dengan kegiatan menjalankan suatu fungsi peran yang ditentukan dari selain Allah?
-berapa persen dari segala aktifitas dalam hidup kita yang sudah memakai dan menggunakan ketentuan dan aturan dari Allah? (Al Qur'an)?

"Hai orang-orang yang beriman,janganlah harta-harta dan anak-anak kalian menjadikan kalian lalai dari mengingat Allah.Barangsiapa yang berbuat demikian mereka itulah orang-orang yang rugi  [QS. 63ayat 09]

Semoga Kita bisa meningkatkan pemahaman tentang arti dan maksud dari mengingat Allah (dzikrullah). Mari menganalasi diri dan menganalisa segala kegiatan kita,mengevaluasi dengan membuat rencana-agenda-jadwal yang jelas.Lalu melaksanakannya dengan langkah nyata,saling menguatkan,saling mengingatkan untuk mencapai dan mengharap ridho Allah semata.

"Dan sesungguhnya mengingat Allah (dzikirullah) adalah lebih besar (keutamaanya dari ibadah yang lain). Dan Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan [QS. 29 ayat 45]

Wallahua'lam bi showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...