Minggu, 17 Juli 2016

Warung Butut


Hallo yang suka ngebolang dan kulineran. Saat ngebolang jauh tentunya kita perlu  mampir makan ya? Banyak pilihan di sepanjang jalan baik dari menu maupun tampilan fisik tempat makan. Ada tempat makan yang Wah sampai yang Wih.
Nah ada kalanya rasa lapar datang saat kita melewati  daerah pinggiran kota atau desa. Jika demikian kondisinya tentu agak kesulitan mencari tempat makan yang Wah bukan? Ga harus Wah sih  sebenarnya..tapi yang rada keren gitulah hihi.
Bagi saya pribadi jika tidak menemukan tempat yang rada keren bukanlah masalah. Bukan hal  menyedihkan,menggelisahkan (apalagi sampai galau karena ga cocok buat selfie dan welfie haha).

Entah mengapa saya lebih suka melihat warung dari bambu atau kayu yang rada butut (tapi bersih lho ya ). Nah ..kecenderungan saya ini bikin kakak-kakak saya geleng-geleng kepala haha. Misalnya nih pengen beli mie ayam ,saya lebih suka warung mie ayam dengan gerobak sederhana,kadang malah seneng yang gerobaknya tanpa  dicat aneh-aneh.  Apalagi jika warungnya di bawah pohon atau di pinggir sawah. Ga keren ya?  Ahhh..bagi saya itu Wah, menyenangkan, hommy. Dan... biasanya warung rada butut malah enak lho hihi. Kalaupun ternyata rasa masakan kurang enak..ah ga apalah,kadang kita perlu merasakan ga enaknya makanan,sebagaimana hidup kadang kita bertemu dengan hal yang tidak menyenangkan (halah).
Bagi saya sih yang penting niatnya makan dan Bismillahnya. Satu hal lagi....setidaknya saya merasa sudah "membeli suasananya".
Bagaimana dengan kebersihannya? Ya memang tempat cuci piring harus kita lirik juga sih ya hihii.Tapi sebenarnya kita punya "pasukan" dalam tubuh kok. Kata salah satu dokter (yang saya kenal) dalam seminarnya tentang anak sehat yang saya datangi beberapa bulan lalu:

"Sebenarnya saat kita makan di jalanan itu adalah imunisasi alami"

Jadi Bismillah ajalah. Yang penting pastikan halal.

Saya juga berpikir,berapa banyak sih orang yang sudah makan di warung butut itu? Biasanya saat "wawancara" pra maupun pasca makan kita tau bahwa pedagang itu sudah belasan tahun bahkan puluhan tahun jualan.
Nahh..pastilah sudah ribuan orang yang makan di situ. Dan.. wajar kan kalau gerobaknya atau warungnya rada butut hihii (dasar penyuka vintage).
Dan..coba pikir, Allah itu maha pemberi rizki. Jika sebagian orang ogah menghampiri  warungnya, Allah mengirim orang sejenis saya ini yang mau melarisi warung-warung butut hihii. 

Lalu...ada pendapat, milih warung butut biar murah? It's OK ga masalah dibilang begitu hihii..kalau iya mau apa?gengsi? Nggak koq haha.

Demikianlah...ini hanya pandangam saya,opini saya  ga maksa harus se pemikiran. Cukup untuk menambah fakta,wacana dan wawasan *halahh gayanya
Dan catatan..ini untuk orang yang sudah biasa tidak steril banget ya (bukan jorok loh ) atau untuk yang tidak punya sakit berat.

Let's enjoy the life ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...