Selasa, 19 Juli 2016

Daster Lusuh vs Suami

Banyak yang mengaku pada saya daster yang sudah lusuh bahkan sudah robek (robek yang masih wajar) kadang malah nyaman dipakai. Jadi,ya belum dibuang. Atau belum dialihfungsikan sebagai kain lap/kain pel. Saya percaya, karena saya mempunyai pengalaman yang yang sama hihiii.

Ada yang bilang "ihh sudahlah .. kasih orang aja !"
Ooo..tidak bisa !!
Loh kok gitu? Tenanggg.....bukan pelit.
Alasannya, satu karena masih nyaman dipakai tadi loh. Dua, kalau  mau ngasih ke orang (sedekah),yang pantas lah ya. Setuju kan? . Kecuali memang orang itu melihat dan memilih sendiri hihii.
Ada lagi yang bilang "Ihhh di depan suami jangan pakai daster lusuh lah ,jaga penampilan !" Setujuuu....karena kita para istri memang harus nampak sedap dipandang oleh suami. Itu salah satu dari sekian banyak cara men-service suami. Dan memang ada suami yang sangat menuntut istrinya selalu OK di dalam rumah. Ya sudah turutin aja ( tapi kalau sudah klewat bawel ya..tegur aja dengan ilmu, hihii propokator) .

Tapi faktanya....perlu kita ketahui bersama, ada suami yang tidak begitu "ngeh" dengan penampilan istri yang seadanya di rumah loh. Bukan karena tidak peduli pada istri tapi memang si suami sudah pada level "tidak konsentrasi pada hal tak prinsip"  (dengan asumsi urusan "casing" bukan prinsip). Ini tipikal suami yang sesekali saja mendikte penampilan istri kalau memang menurutnya tidak pas. Bukan sekedar berdasar suka dan tidak suka pribadi.  Emm...tapi bisa jadi karena si istri "tau diri" dan memang sudah  "fashionate" ( fashionate beda dengan fashionable).
Ada juga...
Suami yang memang ndablegnya kelewatan ,memang egois. Dia "mbois", istri dibiarin "amis". *ehhh

Dalam sebuah obrol-obrol santai dan sharing antar emak-emak ada yang bercerita. Dia merasa tidak diperhatikan suami, ga diajak ngemol atau "ngepasar" buat beli baju. Yaelahhh,jangan buru-buru baper nape? beli aja sendiri hahaa. Atau, ga usah nunggu diajak beli baju ,kita saja yang bilang . Laki-laki itu tidak begitu pandai membaca isyarat (ga tau sih kalau isyarat "yang lain" hihii).  Katakan dengan lugas,dengan kalimat singkat,padat dan sopan. Ga usah pakai puisi haha.Kata salah satu Pakar Parenting, jika menyampaikan maksud pada laki-laki jangan pakai isyarat dan lebih dari lima kata.Ini hanya teori manusia,tidak 100% kebenarannya tapi boleh dicoba karena tidak melanggar syari'at.*halahh kok jadi ceramah

Ada juga laki-laki yang berpikir,soal pakaian istrinya itu "wilayah kekuasaan" istrinya jadi kita yang ambil keputusan. Jika suami bersikap begitu, bukan berarti tidak perhatian loh,justru kita ini "diorangkan" ( bukan di perlakukan bak orang2an sawah haha).Yahhh,tapi semua tergantung persepsi (wow the power of  persepsi).
Ada kisah lagi...ketika mengeluhkan tentang bajunya yang sudah lusuh dan merasa "dicuekin"..ee apa jawaban suami?

Kalau dituangkan dalam bahasa sederhana (kalau mau disebut nggombal dikit juga boleh)

"Ohhh ..begitu?maaf ya Dek, bukan ga perhatian ke kamu, tapi...sungguh pesonamu bukan pada pakaianmu jadi aku tidak sempat memperhatikan dastermu saat bersama kamu. Walau daster yang kau pakai lusuh,bagiku kamu tetap cantik dan menarik. Ga bikin aku salah fokus. Dulu kamu juga pernah nanya kan, apakah kamu pantas berambut panjang atau pendek, kan aku jawab...bagiku kamu dipotong model apapun cantik !"

Ngek ngoook. ..mau apa kalau sudah begini? So jangan buru2 baper atau reaktif lah. Daster boleh lusuh mindset jangan ikutan lusuhlah *ehhh sok ya?

Let's enjoy the life wisely..





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...