Jumat, 16 Juni 2017

Kisah Sebutir Pala



Di sebuah komplek perumahan...

“ Jo, buah palanya lupa !” kata seorang Ibu sambil menepuk ringan jidatnya “ Padahal ini yang paling penting!” imbuhnya

“ Berapa butir Bu?”

“ Tiga butir,sekalian buat setok !”


Satu jam kemudian pedagang sayur keliling sudah berada di blok sebelah.  Ada lagi seorang Ibu yang membeli bahan-bahan untuk memasak soto.

“Palanya nggak Bu?”

“Pala? Nggak lah Bang..Soto ga pakai pala!”

“O…kalau Ibu di blok sebelah pakai Bu!”

“Oh..masak sih hehe, saya nggak kok Bang!”

Setelah membayar , Ibu itu bergegas pulang.

Satu jam kemudian, pedagang sayur sudah sampai di blok berikutnya

“Bahan-bahan soto masih ga Jo?”

“Masih Eyang,hmm…hari ini banyak yang masak soto ya!”

“O,ya? “ jawab Eyang singkat sambil memilih bahan-bahan yang dibutuhkan.
“Nih..hitung Jo !”

“Eyang…,bumbunya kurang satu,  palanya belum lho!”

“Pala? Pala lu kali Jo !” kata Eyang sambil mendelik

Tukang sayur itu tertawa, sudah hafal dengan pelanggannya yang satu ini. Sedikit cerewet,galak tapi baik hati.

“Emang tau dari mana kamu, soto pakai pala ?”

“Ibu di depan sana tadi Eyang  !”

" resep dari mana?  Apa hasil mencari di internet ya?”

“ Kali aja Eyang..sekarang kan jamannya tanya Eyang Google…ehhh !!  Tapi bisa jadi resep rahasia loh Eyang  !”

“ Hehhh..sok tau kamu Jo!”

“ Lhohh, Eyang ini,saya ngomong  bukan tanpa alasan lho !”

“ Eeee…gaya ! coba apa alasannya?”

“ Ibu yang belanja bahan-bahan soto pakai pala tadi tu, kalau lihat wajahnya bukan orang Indonesia asli lho, Eyang. Kayak wajah-wajah India gitu Eyang. Mungkin saja, Soto India pakai pala  !"

“ Tapi India apa ada soto,Jo ?!” kata Eyang sambil mendelik dan membetulkan letak kacamatanya. Jo nyengir.
Eyang menoyol kepala pedagang sayur yang usianya sebesar cucu sulungnya kemudian bergegas masuk rumah.

” Makasih yaaa Eyang !” ujar Jo  sambil mendorong gerobak sayurnya

“ Ya ati-ati, jangan sok tahu kamu !”  kata Eyang tanpa menoleh lagi.

##

Satu jam kemudian….lagi-lagi pelanggan Sarjono di blok berikutnya lagi  ada yang mencari bahan memasak soto.

“ Sudah nih Bu?”

“ Sudah Bang, sebagian bumbu sudah ada !”

“ Pala sudah ada belum?”

“ Pala? Buat apa Bang ?”

“ Buat masak soto India!”

“ Ha??, tayu dari mana Bang?”

“ Tadi pelanggan di blok paling depan,ada orang keturunan India, masak soto pakai pala!”

“ Ohhh…gitu ya ?!"

##

Dua bulan kemudian….

Sarjono menghentikan motornya di depan sebuah warung kopi. Setelah memesan secanggir kopi hitam, dia duduk santai sambil mengamati jajaran kios-kios baru di sebrang jalan. Tiba-tiba matanya melotot ketika membaca “SOTO INDIA”

“ Nahhh…bener,kan berarti..soto india itu adaaa!” gumamnya pelan

“ Ngapain Bang ngonong sendiri?” tanya pedagang warkop sambil meletakkan kopi di hadapan Sarjono.

“ Itu ,soto india ,buka sudah berapa lama Mang?”

“ Emm..sekitar dua minggu lah! Kenapa, pengen nyoba? “

Sarjono mulai bercerita perjalananya saat menjadi tukang sayur keliling. Mamang penjual kopi hanya manggut-manggut.

“ Ga salah kan saya Mang nooh…ada soto india ! “ katanya sambil menunjuk kios itu.Bangga.

##

Satu minggu kemudian.

" Lhohh,Jo..kok sekarang ga jualan sayur ?"

" Ehh, Ibu..lama tak jumpa ! Iya Bu,saya ganti kerjaan ! Oya Bu, ituuu...warung Soto itu milik Ibu ya? "  kata  Jo sambil menunujuk Warung Soto India

" Bukan ! Soto India ? Emang ada ya Soto India?"

"Lohh, emangnya ga ada Bu? Soto India kan pakai pala, saya ingat waktu itu Ibu belanja bahan Soto dan Ibu balik lagi karena kelupaan beli pala !"

"Lhoh tapi aku masak soto ga pernah pakai pala Jo, aku pakai resep soto Indonesia kok ! " jelas Ibu itu.

"Lha dulu Ibu beli pala buat apa?"

Ibu itu mengingat-ingat " Ohhh, yaaa yaaa,aku ingat Jo,itu buat obat kok,manfaat pala kan banyak,ga cuma buat bumbu ! Sudah Ah, ini ngapain malah bahas pala ! Ayo antar aku pulang Jo !"

Jo melongo.  "Ehh, emm..ya yaaa..Bu !"

##

Demi memenuhi rasa penasarannya , Jo sengaja datang ke warung soto itu. Ternyata pemilik warung soto itu juga salah satu Ibu komplek yang pernah mendapat informasinya darinya tentang bumbu Soto India- menggunakan pala. Jo semakin kaget.
Walaupun Soto itu tetap terasa sedap dan cocok di lidahnya,namun Jo dilanda gelisah yang mendalam. Nafsu makannya tiba-tiba surut. Namun dia memaksakan diri untuk menghabiskan soto itu.

"Terimaksaih lho Jo , resep darimu dulu sudah ku praktekkkan  ! "

Jo menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Teringat Eyang yang tidak mudah percaya padanya.


#NulisRandom2017
#harike17





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...