Jumat, 02 Juni 2017

Kota Lukisan (3)

Ya, peraturannya setiap pengunjung yang mendekati dan mengamati lukisan dengan seksama harus membubuhkan tanda tangan atau menggambar bentuk jantung hati  sebagai apresiasi dan simbol kesopanan " jelas petugas.

"Ohh...begitu, OK " jawab Hameeda seraya menggambar bentuk jantung hati dan membubuhkan tanda tangan di dalamnya.

"Boleh sepert ini?"  tanya Hameeda sambil tersenyum.Petugas mengangguk sambil tersenyum

"Lalu, untuk apa semua itu?" tanya Hameeda.

"Agar pelukis mengerti berapa banyak yang mengapresiasi lukisannya,untuk kebahagiaan dan menambah semangat mereka" jelas petugas sambil tersenyum.

Hameeda tersenyum sambil manggut-manggut namun tanda tanya memenuhi kepalanya.

"Ke mana lagi Nona?"

"Turun, aku ingin melihat lukisan yang ada di bawah" kata Hameeda sambil tersenyum

"Saya informasikan lagi Nona, yang berlaku di sini,setiap pengunjung yang mengamati lukisan dengan seksama harus membubuhkan tanda tangan atau gambar jantung hati, kami sangat menjunjung tinggi kesopanan"

Hameeda mengangguk sambil tersenyum. Dia teringat apa yang pernah didengarnya  tentang  hukum tidak tertulis di  kota itu.
Rupanya hal itu berlaku di sini,di gedung ini.

Hameeda duduk di sebuah kursi panjang sembari mengamati sekitar.

"Em...maaf, boleh saya bertanya?" tanyanya pada salah seorang  gadis yang duduk di dekatnya.

"Ya,silakan." jawab gadis itu dengan ramah

"Siapa yang boleh memamerkan lukisannya di gedung ini?"

"Ohh, siapa saja...pelukis amatir maupun profesional. Kamu suka melukis? "

"Ya,saya suka ." jawab Hameeda sambil tersenyum

"Tentunya kau sudah pernah memasang lukisanmu di sini. Tunjukkan padaku " ,kat Vivian dengan mata berkilat

"Aku bukan penduduk kota ini,aku wisatawan luar negri "

"Oh...,yang boleh memasang lukisan di sini hanya penduduk kota ini. Penduduk luar kota pun tidak diperbolehkan. "

"Berarti benar apa yang pernah ku dengar.Hemm...mungkin aku harus mencari suami dari kota ini agar ada alasan untuk pindah ke kota ini." gurau Hameeda. Mereka tertawa.

"Oh maaf tadi kita belum berkenalan, namaku Hameeda." kata Hameeda sambil mengulurkan tangan

" Vivian." jawabnya sambil tersenyum.

Merekapun terlihat larut dalam obrolan seputar lukisan.  Beriringan mereka berjalan menikmati lukisan.  Entah sudah berapa kali mereka membubuhkan tanda tangan atau gambar jantung hati.

"Vivian, bagaimana menurutmu tentang keharusan membubuhkan tanda tangan atau gambar jantung hati ?"

Vivian tersenyum "Emm...entahlah, ini sudah seperti hukum tak tertulis."

"Ya,aku faham....tapiii..." Hameeda terdiam.

"Ada apa? katakanlah " desak Vivian sambil tersenyum.

"Aku sangat salut dengan pembangunan gedung ini sebagai ajang berekspresi warga. Amatir dan profesional bisa bersanding. Namun ...tidakkah boleh membubuhkn sesuatu selain tanda tangan dan gambar jantung hati?"

Vivian tersenyum "Itu sudah menjadi hukum tidak tertulis, itu adalah simbol bahwa kita mempunyai hati yang baik,sopan dan berpikir positif demikian yang sudah diyakini oleh sebagian besar komunitas ini."

"Ohh..for God Shake, open our mind please, itukah ukuran berhati baik,sopan dan  berpikir positif ??"  kata Hameeda spontan.

Vivian tersenyum,kemudian mengulurkan tangannya pada Hameeda.Hameeda memandang tangan  dan wajah  Vivian bergantian dengan ekpresi bingung. Namun kemudian dia segera membalas uluran tangan Vivian.

Bersambung....


#NulisRandom2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...