Kamis, 01 Juni 2017

Kota Lukisan (2)

Emm ..bagaimana bisa menikmati lukisan yang ada di atas  itu?" tanya Hameeda sambil menunjuk dan tersenyum geli.

"Ohh...mudah Nona, mari ikut saya."jawab petugas

Tanpa banyak bertanya Hameeda mengikuti petugas itu. Tak lama kemudian petugas berhenti di sebuah ruangan kaca berbentuk kapsul. Petugas mempersilakan Hameeda untuk masuk.

"Tenang Nona, akan saya dampingi." jelas petugas seolah membaca kebingungan Hameeda.

Mereka sudah berada di dalam kapsul kaca itu,srettt pintu tertutup otomatis.
Petugas menekan tombol lagi dan siutttt...perlahan ruangan berbentuk kapsul itu terangkat keatas pada ketinggian yang diinginkan. Lift yang istimewa,selain bisa bergerak ke atas dan ke bawah ,juga bisa bergerak ke samping. Hameeda terkagum, baru kali ini dia menggunakan lift yang bisa bergeser secara horizontal.

"Lukisan yang berada di atas adalah lukisan lama. Nona hendak melihat lukisan pada pada dinding sebelah mana?"

Hameeda melihat kesana ke mari.

"Boleh kita mulai melihat lukisan di sisi kanan ini lebih dahulu  Nona?" kata petugas dengan sangat sopan.

Kapsul kaca itu bergerak seperti kecepatan langkah manusia yang berjalan cepat.

"Jika ada lukisan yang menarik,Nona bisa memberitahukan pada saya," kata petugas.

"Ohh...ok !" jawab Hameeda ,wajahnya masih menyisakan tanda tanya.

Hameda menunjuk sebuah  lukisan rumah di tengah ilalang.
"Itu...saya suka itu!" katanya dengan binar mata yang cerlang.

Petugas menekan tombol lagi,pintu terbuka dan srett keluar semacam jembatan dari kaca agar bisa mendekat ke lukisan itu.

"Silakan Nona jika ingin mendekat, tak perlu khawatir kaca ini sangat tebal dan kuat seperti kaca pesawat." jelasnya

Hameeda mendekati lukisan itu, dia mengamati dengan seksama, sesekali tangannya meraba lukisan itu. Dia tersenyum,teringat film Little House on The Praire. Sesaat dia masuk dalam bilik memory masa kecilnya.

Saat Hameeda membalikkan badan hendak kembali masuk ke kapsul raksasa itu, petugas buru-buru menghampiri.

"Silakan Nona bubuhkan tanda tangan atau gambar jantung hati pada kertas ini lebih dahulu." jelasnya sambil mengambil kertas  dan pena yang diletakkan pada kotak yang menempel di dinding. Setiap sisi kanan bawah lukisan,ada kotak semacam itu.

"Ohh..ini keharusan? " tanya Hameeda


Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senyum Sang Guru

Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh.   Tumpukan buku, ...