Kota kecil itu mempunyai hukum tak tertulis, yang disebut sebagai "Bersikap Positif". Pittura, demikian nama kota itu. Sebagian besar penduduk kota itu memiliki hobi yang cukup keren, yakni melukis. Lebih istimewa lagi, setiap hari ada saja warga yang membawa lukisannya untuk dipasang di Galeria di pusat kota.
Galeria itu design luarnya seperti rumah tinggal yang mewah. Pintu gerbang terbuat dari besi berukir bunga-bunga bercat putih. Ada jalan selebar tiga meter dan panjangnya sekitar 15 meter sebelum mencapai pintu utama. Di kanan kiri jalan itu ada pohon tinggi dan berdaun lebat. Daun-daun itu saling bersentuhan bak canopy alami, meneduhkan.Terbentang taman berumput. Ada tanaman hias yang ditanam dalam pot besar dan indah. Ada pula tanaman yang dibiarkan tumbuh tanpa pot. Kursi-kursi besi bercat putih di tempatkan di beberapa titik, di dekat pohon yang rindang.
Pintu utama gedung itu sangat tinggi dan lebar. Berwarna mud brown yang manis. Tidak banyak detail, sederhana namun memancarkan karakter yang kuat.
Di dekat pintu masuk itu ada sebuah tulisan besar
"Bersikaplah Positif". Tulisan itu sangat istimewa,karena ditulis pada sebuah kanvas besar disertai lukisan abstrak dengan "brush stroke" yang berani dan komposisi warna yang harmoni.
Gedung itu berlantai marmer, atapnya tinggi. Uniknya, dinding bangunan itu hampir seluruhnya tertutup lukisan bahkan pada dinding yang paling dekat internit. Jajaran lukisan paling tinggi hanya berjarak sekitar satu meter saja dari internit.
"Wow...! " ucap Hameeda sambil mendongak melihat sekeliling
"Permisi,ada yang bisa saya bantu?" sapa seorang berseragam khusus sambil tersenyum.
Bersambung...
#NulisRandom2017
Kamis, 01 Juni 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senyum Sang Guru
Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh. Tumpukan buku, ...
-
Nak, kalian adalah modal terpenting negara Nak, namun kau juga salah satu imbas dari rengsa jiwa bangsa kita Nak, aku tak akan teri...
-
Kita pernah bertukar resah dibawah senja nan menjingga. Angin enggan berhembus, kian menyesakkan dada. Namun rona jingga senja kala itu ...
-
PEMINTAL CERITA John Edgar Wideman Seorang pria tengah berjalan di tengah hujan sambil mengudap pisang. Dari mana dia datang. K...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar