Gadis kecil 7 tahun berbadan kurus keluar dari kamarnya dengan mengendap-endap sambil mendekap tas dari kertas bermotif berbunga-bunga. Dia mendekati wanita paruh baya yang sedang mengelap hiasan kristal di bufet.
"Bibi, aku ingin menukar baju ini dengan baju lusuh, tolonglah aku" bisiknya
Bibi memandang Saira,menaikkan alisnya. Saira menatap Bibi dengan mata lebarnya sambil tersenyum.
"Bibi, tolong tukarkan baju ini dengan baju tetangga bibi yang sebesar aku, baju lusuh ya! " bisiknya lagi "Bibi paham? " imbuhnya
Bibi tersenyum seraya menuju dapur. Saira mengikutinya . Saira mulai bercerita. Alis Bibi sesekali mengkerut, sesekali matanya melebar, sesekali tersenyum.
"Baiklah ,mudah-mudahan mereka menerimamu " kata Bibi sambil menyimpan tas itu.
##
Saira mengayuh sepedanya dengan riang.
"Haiii semua, aku ikutan main lagi ya ! " sapanya penuh percaya diri
Ada beberapa anak justru memandangi sepedanya dengan tatapan ingin . Ada yang langsung meminjam sepedanya.
Mata Saira berkilat saat salah satu dari mereka menarik tangannya, mengajaknya bergabung dalam permainan. Sebelum Saira datang mereka bermain Benteng. Kemudian mereka berganti bermain petak umpet, boneka, congklak. Masih banyak lagi permainan yang membuat Saira gembira.
Wajahnya nampak murung ketika seorang anak mendekati Saira dan mengatakan sesuatu.
##
"Bibi, bisakah Bibi membantuku membeli sepeda butut?Aku punya uang tabungan ." bisik Saira
"Ada apa lagi Saira? "
"Aku mau sepeda butut, jika sudah mendapatkannya, Bibi harus membantuku menyembunyikannya di gudang bersama baju lusuhku ya ?!" bisiknya lagi
Bibi tersenyum, mengangguk kemudian memeluk gadis manis itu.
"Bibi juga harus berjanji, tidak mengatakan pada Mama dan Papa, aku bermain di kampung sebelah komplek !"
"Bibi berjanji, tetapi Saira tidak bisa terus menerus begini, sembunyi-sembunyi .Saira harus jujur pada Mama dan Papa " jelas Bibi dengan lemah lembut sambil membelai rambut Saira
Saira terdiam, seperti sedang memikirkan sesuatu kemudian mengangguk lemah. Namun pada mata lebarnya telah tersimpan sebentuk bahagia yang tak terlihat sebelumnya. Bahagia , merasa akan diterima teman-teman barunya seutuhnya.
#NulisRandom2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senyum Sang Guru
Sejak saat itu, ambisinya untuk membuat karya indah kian meruang. Namun, seolah sang ide bergegas pergi, mood meleleh. Tumpukan buku, ...
-
Nak, kalian adalah modal terpenting negara Nak, namun kau juga salah satu imbas dari rengsa jiwa bangsa kita Nak, aku tak akan teri...
-
Kita pernah bertukar resah dibawah senja nan menjingga. Angin enggan berhembus, kian menyesakkan dada. Namun rona jingga senja kala itu ...
-
PEMINTAL CERITA John Edgar Wideman Seorang pria tengah berjalan di tengah hujan sambil mengudap pisang. Dari mana dia datang. K...
Nuwun Mbak Zaa
BalasHapusMayurnuwun Pak Dosen ..😃
Hapus*maturnuwun
Hapus